Jumat, 30 Mei 2008

si masa lalu itu...

Ehem, ehem.... Baru aja buka FS "si masa lalu" lewat FS temen (krn gue gak brani buka lgsg ke dia)... Gue baru inget kalo ternyata dia baru aja melalui sesuatu yang udah sejak tiga tahun lalu dia ikutin dan selalu aja mentok di 10 besar... Menjadi pemenang ".... of the year" yang diadain sama susu pembentuk otot yang paling punya nama di Indonesia (tebak sendiri yah, kalo gue ngomong, brarti susu itu musti ngasih komisi ke gue dong.. hehe)
Yah, tahun ini dia juga masuk 10 besar lagi dan harapannya untuk jadi juara musti pupus lagi...
Gue jadi inget waktu dulu pas gue masih sering jalan sama "si masa lalu"... Dia selalu aja bersedia untuk nemenin gue makan kemana-mana dan untungnya sih pas sama gue, dia mau makan apa aja... Tapi, suatu ketika di saat kita pergi sama temen-temen yang lain...
Inget banget, waktu itu kita makan di sebuah rumah makan yang menyajikan menu makanan Bali... Saat itu dia memesan segelas es cendol... dan ketika si es cendol itu datang... dia langsung menggeser gelas si es cendol...
"Aahhh... ternyata ada santennya (red. santan)... gak mau ah!"
Lalu, seenak udelnya dia menyeruput es teh punya gue...
Dia bicara lagi,
"Hah, berlemak semua makanan di sini..."
Gue cuman bisa bingung sendiri dia ngomong gitu... Heleh, siapa juga yang tiba2 jemput gue dan ngajak makan di situ?
Tapi, saat makan dia mesen sate sapi bali lengkap dengan dua piring nasi yang dia lahap dan terpaksa berhenti pas ngeliat sepiring nasi gue nggak abis...


***

Di kesempatan lain lagi...
Saat gue merasa terjebak karena musti makan sepiring nasi goreng dengan porsi banyak tapi ternyata nggak enak... Waktu itu dia cuman mesen sepiring kwetiau goreng... Karena gue merasa nggak sanggup makan porsi nasi goreng itu... Di tengah perjuangan menghabiskannya, gue angkat tangan menyerah... Tiba-tiba dia langsung melirik piring gue... Karena piringnya udah ludes dari tadi...
"Udah Nung?" tanyanya ke gue.
"Kenyang..." Jawabku
Dia pun langsung tersenyum, "Gue abisin..."
Gue pun merasa kebingungan...
"Si masa lalu" itu ternyata makannya banyak... Apakah itu menjadi alasan yang membuat dia menjadi tidak menang? Padahal, badannya mendukung banget, dan gue tau gimana perjuangan dia mempertahankan bentuk badannya itu...
Eat more, exercise more!!! Gue rasa itu slogan hidup "si masa lalu" itu...

Setelah gue buka-buka website susu pembentuk otot itu dan membandingkan dia dengan finalis lain, dia lebih mending kok di banding yang lain... keliatan lebih fotogenik dan pinter.... Yang lain, hehe... banyak yang lebih mirip kuli pasar (haha, maap bung!)

Yah, selamat aja deh buat "si masa lalu"...
Gue nggak bisa ngomong langsung, karena nggak pernah ketemu lagi, dan nggak pernah ngobrol ma dia lagi... Sebenernya sih kangen pengen bisa makan bareng dia lagi... Ngeliat porsi makannya gitu, gue bisa jadi bisa berasa cepet kenyangnya... Haha, padahal kan gue lebih gendut daripada dia, tapi kalo gue ngeliat porsi makannya dan ngebandingin sama porsi makan gue, nggak nyangka... kok bisa gendutan gue daripada dia yah? Tapi ya iyalah, masa ya iya dong?! Dia kan ikut fitnes... Haha...

Great job! U'r the top 10... COngratz!

Kamis, 29 Mei 2008

sMeLL

Pernah ngebayangin nggak sih kalo jaman tahun 2008 gini masih ada cewek yang seumuran sama gue dan berstatus mahasiswa ternyata badannya bau? Gue aja nggak nyangka loh... Di tengah maraknya cologne dan deodorant dari berbagai merek yang sibuk bersaing harga serta varian wewangian, ternyata ada orang yang tidak menggunakan benda-benda seperti itu... Entah karena dia merasa kebingungan untuk memilih yang mana dan membuat dia pada akhirnya sama sekali tidak memilih dengan alasan ingin bertindak adil pada para produsen itu... Atau karena memang dia merasa badannya sangatlah harum semerbak melebihi bunga melati sekalipun...
Ada rasa kasihan yang memenuhi benak gue akibat bau badannya itu... Kasihan, kalau nantinya ada laki-laki yang menolaknya dan terang-terangan bilang "Males gue deket-deket lo... Badan lo bau banget!" Nah, kan kasian banget tuh... Tapi, kalo diomongin bakalan kasian sama dianya juga...
Sebenernya sih gue udah nggak tahan lagi. Selain dia anaknya nyebelin dan sok deket gitu, sebenernya dia baik, kalo nggak mikirin betapa gue harus sabar menghadapi kemalesan2 dia dan bau2 yang menguap dari tubuhnya itu... Ada seorang temen gue yang lain malahan sekarang jadi bersikap jahat sama dia dengan menjawab sekenanya kalo dia ngomong, bahkan terkadang tanggapannya nggak enak. Bahkan temen gue ini pernah menyatakan dengan terang-terangan ke gue kalo dia pun merasa bahwa bau badannya sangatlah menyengat dan berpengaruh pada udara di sekitarnya... Jujurnya, saat temen gue ini ngomong begitu, gue jadi ngebayangin kalo tiba-tiba bunga2 langsung layu pas bau badannya tertiup angin dan memenuhi ruangan sekitarnya...
Gila... Jahat banget yah gue....
Tapi, beneran deh... Gue masih heran... Apa dia nggak bisa mencium bau badannya sendiri atau kalau dia punya pacar, apa pacarnya nggak merasa terganggu?
Satu-satunya kata yang paling tepat yang gue inget banget dari friendster seorang temen yang gue kagumi... "WHAT A CRAZY LIFE....."

Selasa, 27 Mei 2008

Amazing Liat Kelas Kosong

Hari ini, seperti biasanya gue mandi jam 06.30 pagi... Itu aja masih sempet buka jendela dulu, minum air putih dulu, dan gedein volume tv dulu... Trus baru deh buru-buru mandi karena juga kebelet pengen buang air kecil trus buang air besar... Selesai mandi, tak dinyana jam sudah menunjukkan pukul tujuh kurang lima menit...
"Waduh... alamat telat niihhh!!!"
Akhirnya gue pun bergegas untuk segera ganti baju dan mendandani diri seadanya, setelah itu langsung cabut dari kamar... Dan ohem, ohem... Memakai sepatu baru yang sebenernya nge-pas banget di kaki karena harusnya gue beli satu ukuran lebih besar dari itu... Tapi, demi gaya... Huahuahua...
Gue berlari-lari hingga keluar kost dan berjalan tergesa-gesa hingga sampai ke tempat penantian bis. Lalu pada akhirnya naik bis kemudian duduk dan mencoba mengatur nafas yang terengah-engah... Tiba-tiba terasa kalau handphone gue bergetar... Gue pun segera membuka retsleting tas dan mengudek-udek tas hingga menemukan tempat HP lalu meraih HP dan membaca SMS yang masuk...
"Cuwit... Aku du2k sblahmu. Aku tlat bgt. Ne br slese mandi. Plg 7.45. C u."
Yah, dia sahabat gue 'yang baru aja nikah' yang minta gue untuk nyariin tempat duduk, ini merupakan hal yang memang sudah biasa.
******
Sesampainya di gedung kuliah yang bukan gedung kuliah biasanya, gue jalan sekuat tenaga untuk tergesa-gesa masuk ke dalam. Gue agak sedikit heran karena di tempat parkir gue nggak ngeliat mobil Pak Profesor itu dan di ruang duduk sama sekali nggak keliatan anak-anak lainnya.
"Sial! Gue telat! Cepetaaannnn ke kelaaasss..... Brangkaaaattttt!!!!"
Akhirnya, dengan setengah berlari gue masuk ke kelas... Harap-harap cemas gue buka pintu kelasnya...
"Jeng, jeng...."
Ternyata sodara-sodara...
"KOOOOSSSSOOOOOONNNNNGGGGGG!!!!!!!!!!!!!"
Gue terpana sejenak memandangi kelas itu, berharap kalau detik itu gue lagi mengalami halusinasi visual sesaat... Walaupun gue tau itu nggak mungkin....
Akhirnya, dengan berat hati gue telepon anak Sains... dan ternyata... memang udah nggak ada kuliah lagi... Tinggal ujiannya aja.... Betapa bodohnya aku (kami) si anak Profesi yang cuman 4 orang itu dan nggak tau apa-apa... Ajaibnya lagi, gue satu-satunya orang yang tau duluan kalo ternyata kami ber4 bodoh...
Nasib, nasib....

Dengan langkah gontai... Gue nungguin Cuwity di pos satpam hingga akhirnya kita bedua makan soto bersama.... Lalu kemudian kuliah lagi jam 10....

Minggu, 25 Mei 2008

==pengorbanan==

Lelaki = "Kenapa lo udah lama nggak SMS nggak telepon?"
Perempuan = "Habis lo nggak pernah bales!"
Lelaki = "Nah, itu berarti pengorbanan lo buat gue masih kurang..."

.....

Pengorbanan? Apakah perempuan juga harus berkorban dan laki-laki bisa juga mengharapkan pengorbanan... lalu, apakah kata-kata itu menggambarkan bahwa si Lelaki mencintai si Perempuan? Atau... perasaan apa yang sebenarnya ada dalam diri si Lelaki?
Salahkah bila si Perempuan merasa lelah harus berkorban dan lalu berhenti melakukan pengorbanan yang diinginkan si Lelaki? Lalu, akankah pengorbanan itu mengartikan rasa... Rasa apa?

Sabtu, 24 Mei 2008

Sangatlah menyakitkan mencintai seseorang, tetapi tidak dicintai olehnya.
Tetapi lebih menyakitkan untuk mencintai dan tidak pernah menemukan keberanian untuk memberitahu mereka apa yang kamu rasakan.

lalu... apakah ketika cinta yang terucap itu dikatakan pada orang yang tidak mencintai kita, semua akan lebih baik daripada tidak berani mengatakannya?
aku bertanya dan aku membutuhkan jawabannya....

Kamis, 08 Mei 2008

Bila saja Jiwa sadari keberadaan Diri

Bila saja Jiwa sadari keberadaan Diri

Angin sedang berhembus menghantarkan dinginnya mendung yang sebentar lagi akan berubah menjadi tetesan air. Karena hujan sudah menampakkan firasat kehadirannya melalui wajah langit ketika diri mencoba pahami makna semua itu bukan sebagai suatu yang mengancam keberadaan.

Seketika jiwanya menyentuh tanpa diri bisa sadari kenyataannya secara utuh, menyelimuti rasa dingin yang perlahan mulai merasuk ke dalam tulang, karena mimik awan yang begitu menyeramkan. Jiwanya perlahan mulai menyatu menjadi suatu keutuhan yang nampak sebagai wujud bahagia, menawarkan kehangatan akan ketulusan bukan semu. Jiwanya mendampingi hari membuat mata tak lagi melihat kegelapan mendung sebagai suatu yang muram, melainkan memandangnya sebagai pengucapan atas syukur simbol kesejahteraan. Jiwanya membiarkan diri menjadi satu dan meluruh ke dalam jiwa, membentuk suatu keutuhan tubuh yang diinginkan melebur hanyalah satu.

Jiwa dan diri menjadi suatu yang bernama aku namun tetap bermakna kita, karena jiwa dan diri masihlah satu dan satu memiliki perbedaan yang memang terjarak jauh, semua sudah begitu, sehingga mungkin mata lain tak dapat menganggap itu sebagai kesatuan aku, namun melihatnya sebagai jiwa dan diri yang sendiri-sendiri, berada dalam kejauhan arti dan mimpi.

Perlahan, diri sudah memahami jiwa dan diri berpikir bahwa jiwa sudah selalu harapkan kehadiran diri. Namun, semua itu entah dilihat dari mana, oleh siapa, dan ketika apa. Karena bila di runut, mata siapapun tak sanggup lihat aku diantara jiwa dan diri dimanapun dan saat apa pun. Mereka hanyalah sendiri berada dalam kesemuan miliknya pribadi, tanpa bisa menyatu menjadi aku mengaburkan kesemuan menjadi perwujudan yang nyata.

Ada akhir di dalam diri....

Ketika diri pada ujungnya melihat lagi awan sebagai kegelapan di dalam langit yang bersiap menjatuhkan tetesan air menjadikannya kesepian. Maka, ketika itu terjadi, jiwa akan mencair bersama rintikan air dan menjadikannya mengalir tanpa bentuk dan tanpa ruang, lalu meninggalkan diri, bahkan mengering menguap menyerap kebahagiaan dari diri.

Ternyata, diri akan menangis, memiliki kegelapannya sendiri, mengalami kesuramannya sendiri, padahal dia bukan awan yang ada dalam mendungnya langit.

****

Minggu, 04 Mei 2008

Sejak aku tahu bahwa kamu tak pernah menyadari dengan sungguh-sungguh perasaan yang ada dalam relung hatiku, aku beranjak pergi mencoba meninggalkan semua kepingan hatiku yang benar-benar sudah hancur dan berharap temukan lagi rasa di dunia baruku, di sini.

Aku sudah mengusahakan itu semua. Bahkan, harapanku tak pernah terputus hingga kini, aku membiarkan diriku sendirian mencari apa yang memang bisa kusentuh, mendapati semua yang ada di harapku, tanpa ada kamu, dan bukan kamu.

Entah kenapa, hingga kini yang terasa cuma sakitku, hanya keheningan diantara semua wajah bahagiaku, dan luka yang membuat hatiku perlahan-lahan hancur lagi, karena lelah mencari apa yang ingin kusentuh. Aku tak perlu kamu tahu, aku juga tak perlu lagi inginkanmu, bahkan aku tak perlu lagi kamu mengisi hariku. Namun, aku menyadari bahwa jauh dalam sisi kecil hatiku, masih ada dirimu menjadi satu-satunya orang yang paling bisa kuharapkan, walaupun semua itu hanya bisa melukaiku dan membuatku kembali jatuh dalam kesedihan tak berbatas.

Segala usaha yang kulakukan untuk melupakanmu, entah kenapa selalu berakhir dengan mendambamu, hingga akhirnya aku harus mencarimu lagi, dan mengingat semua kebaikan yang pernah kamu berikan, padahal semua itu membuatku tersungkur, terguncang, dan menangis tanpa air mata, karena aku sangat merasakan perih.

Bila saja kamu ada, aku ingin memelukmu. Bila saja kamu paham, aku ingin menyatu dalam hatimu. Dan bila saja kamu mau, aku ingin selalu membuatmu tertawa, walaupun aku akan terlihat sangat bodoh dan memalukan.

Aku mencintaimu. Walaupun aku tahu kamu tidak pernah rasakan itu. Aku selalu berkelit bahwa kamu sedang mencoba menyadarinya, memahami dan mencari tahu cinta yang kamu rasakan atas diriku. Tapi, aku sebenarnya sadar bahwa cinta itu bukan untukku, kamu menganggapku hanya sebagai pelita kecil dalam hatimu, yang mampu membuatmu dibutuhkan, dan mampu membuatmu menyadari bahwa aku adalah sahabat terbaikmu. Aku hanya bisa menerima itu, tanpa bisa berlari, tanpa sanggup menangis, tanpa dapat teriak, bahkan tanpa ingin berkata-kata. Aku hanya bisa menikmati kesakitanku dan deritaku diantara rasa yang kau ciptakan, namun itu bukan bernama cinta.

Aku sudah lelah mencari. Aku sudah tidak sanggup lagi mencoba. Aku pun tak sanggup lagi berpikir manusia seperti apa yang kuingin, sosok seperti apa yang bisa kumiliki, dan jiwa seperti apa yang baik bagiku. Karena aku sadar, bahwa aku telah temukan semua pada dirimu, tapi kamu tak pernah merasakan itu pada diriku.

Rasanya sakit, namun aku hanya bisa merasakan sakit itu sendiri. Aku tak bisa berbagi. Bahkan entah kenapa, aku bisa begitu sangat bahagia di antara manusia lain yang ada dalam hidupku. Aku mampu begitu kuat dan tegar menghadapi semua masalah yang pada akhirnya hanya bisa kurasakan sendiri, tanpa ada tempat berbagi, tanpa ada ruang untukku merenung. Aku lelah.

Andai saja kamu pahami bahwa satu-satunya manusia yang terbaik bagiku saat ini adalah kamu, andai saja kamu ingin mengerti bahwa dirimu yang paling menghargaiku sebagai manusia diantara laki-laki lain.... Aku ingin memelukmu dengan segenap kemampuanku, dan mengatakan bahwa aku tak inginkan kamu pergi.

Tapi, aku tak akan pernah bisa lakukan itu semua. Aku cuma bisa impikan itu. Aku hanya bisa membiarkan diriku sendirian di sini, karena aku memang kesulitan mencari cinta.

Jujur saja, aku tak mengerti kenapa orang lain begitu mudahnya menemukan cintanya, sedangkan aku tidak. Bahkan, menginginkanmu hanya sekedar khayalku...

Bila saja aku bisa, aku ingin mati saja. Itu sebenarnya yang selalu aku rasakan. Tapi, aku tak mampu... Aku punya banyak orang yang berharap padaku, aku punya banyak mata yang menanggap aku mampu hadapi semua hal, seberat apapun itu. Aku terlanjur diangap sebagai manusia dewasa, walaupun aku merasakan kerapuhanku.

Aku bukannya lelah menjalani hariku, aku bukannya lelah menuju mimpiku. Aku selalu harapkan ada bahagia dalam hidupku suatu saat nanti. Tapi, aku tidak yakin pada diriku sendiri, bahwa aku bisa bahagia sendirian.

Buatku, kamu imam terbaikku, pemimpinku yang paling bijaksana, teman yang paling mampu membuatku tenang, kakak yang peduli padaku, musuh yang tak pernah berhenti menguatkanku, dan pujaan hati yang selalu membuatku merasa disayangi.

Aku benar-benar tidak tahu bagaimana cara untuk melupakanmu. Karena harapku untuk memiliki masih selalu ada. Entah sampai kapan...

Sabtu, 03 Mei 2008

bukan aku


Saat tiba-tiba saja lelah ini bertandang dan merusak semua kebahagiaan yang sedang terasa, jiwa merasa begitu jengah merasakan semua bahagia yang sempat tercecap.

Terasa sekali ada berjuta kelelahan bertumpuk di pundak ini dan mulai membuat dada sesak menampungnya. Lalu, air mata ini tiba-tiba saja mengalir dan menumpahkan segala perih yang telah dirasakannya sejak lama, sejak hati tak lagi mampu membedakan antara kebahagiaan dan kesedihan.

Menyaksikan diri sendiri tersakiti atas semua rasa yang diciptakan dalam kehidupan sepertinya sangat merana dan memilukan, karena sebenarnya yang diinginkan adalah keindahan dan ketenangan. Tetapi sayang, semua itu terlalu kabur untuk disentuh.

Lelah sekali rasanya menanti dirinya mengerti tentang semua rasa yang telah tercipta ini. Lelah sekali rasanya mencoba memahami dirinya yang tak pernah mau mengerti jiwaku. Lelah sekali rasanya menjejaki hatinya yang terlalu jauh untuk kakiku melangkah ke sana.

Ingin sekali berhenti, menyudahi semua ini, dan membiarkan hidupku sendiri saja tanpa mau pahami, menanti, dan menjejaki yang lain. Aku sudah terlalu lelah, kata itu adalah satu-satunya bahasa yang mampu kuucap sekarang. Aku sudah menangis dan itu jalan satu-satunya bagiku untuk memahami diriku sendiri atas luka yang aku goreskan sendiri.

Ketika mengharapkan sesuatu yang terbaik, aku paham satu hal.... bahwa hal yang terbaik bukanlah hal yang patut kita miliki... dan.... ketika kita paham bahwa kita menanti sesuatu yang terbaik, akan terlalu sulit bagi kita untuk menapaki kehidupan ini dengan kaki yang melangkah satu demi satu menjejaki bumi, bahkan dengan merangkak pun.... meraih sesuatu yang terbaik begitu menakutkan.... karena yang terbaik inginkan yang terbaik dan dia-yang terbaik itu bukanlah aku.

Tourette's Syndrome....


Tourette syndrome adalah penyakit yang ditemukan pada tahun 1885 dan diberi nama sesuai nama penemunya, yaitu ahli syaraf dari Perancis, Georges Gilles de la Tourette (Dhamayanti, Riandani, & Resna, 2003). Penyakit ini dikarakteristikkan dengan gerak motor dan suara yang berulang-ulang yang sering. Tourette syndrome adalah kelainan saraf yang muncul pada masa kanak-kanak yang dikarakteristikan dengan gerakan motorik dan suara yang berulang serta satu atau lebih tarikan saraf (tic) yang bertambah dan berkurang keparahannya pada jangka waktu tertentu (Schultz, Carter, Gladstone, Scahill, Leckman, Peterson, Zhang, Cohen, & Pauls, 1998). Berdasarkan DSM IV, gerakan saraf terjadi tiba-tiba, sering, berulang, tidak teratur, dicirikan dengan gerakan motor dan vokal (Hoekstra, Kallenberg, Korf, & Minderaa, 2002). Contoh, gerakan saraf yang terjadi seperti kedipan mata yang berulang, mengerutkan hidung, gerakan kepala, tenggorokan mengeluarkan suara batuk dan menggumam. Gerakan saraf umumnya terjadi dalam satu hari, dimana gerakan itu semakin lama bisa semakin bertambah dan berkurang tergantung tingkat keparahannya. Biasanya, pada pasien individual, gerakan saraf ini biasanya bisa berubah, beberapa gerakan saraf menghilang dan hal yang baru muncul pada satu waktu. Dengan meningkatnya usia, simptom dapat menurun tergantung pada intensitas keparahan tipe gerakan saraf. Usia terjadinya gerak saraf ini antara 2 hingga 15 tahun. Gerakan saraf itu berkurang selama tidur dan mungkin dapat ditekan selama periode yang singkat selama penderita sadar.

Pada hampir semua anak, tourette syndrome merupakan gerakan yang berulang, dimana kecemasan, stres, dan kelelahan seringkali meningkatkan terjadinya gerakan syaraf (Bagheri, Kerbeshian, & Burd, 1999). Antara 5 hingga 10 % dari pasien tidka mengalami perubahan atau justru semakin memburuk hingga usia remaja dan dewasa. Pada pasien yang lebih tua, gerakan syaraf cenderung lebih stabil sepanjang waktu, walaupun mungkin bentuk gerakan syaraf baru muncul. Tidak ada cara yang dapat memprediksi bahwa penderita kanak-kanak dapat memiliki prognosis yang lebih buruk.

Bagheri, Kerbeshian, & Burd (1999) menjelaskan bahwa penyakit syaraf dan tourette syndrome biasanya disertai dengan kondisi lain. Tiga kondisi yang menyertai antara lain ADHD (50% penderita tourette syndrome juga menderita ADHD), kesulitan belajar (25-30% dari pasien), dan obsesif-kompulsif (25-40%).

Kriteria diagnosis untuk penyakit Tourette (Bagheri, Kerbeshian, & Burd, 1999):

1. Memiliki lebih dari satu gerak motorik dan satu atau lebih gerak syaraf vokal yang telah muncul pada waktu tertentu selama sakit, walaupun hal itu belum tentu terjadi.

2. Gerak syaraf terjadi pada banyak waktu dalam sehari pada setiap hari atau berselang-seling selama periode waktutertentu selama lebih dari satu tahun, dan selama periode tersebut tidak ada periode waktu yang terbebas dari gerak syaraf selama lebih dari tga bulan.

3. Penyebab yang mengganggu penyakit ini ditandai dengan stres atau ketidaksesuaian sosial, hubungan dengan yang lain yang berkaitan dengan pentingnya area fungsi.

4. Kemunculannya sebelum usia 18 tahun.

5. Hal yang mengganggu tidak tergantung pada pengaruh fisik atau obat-obatan (seperti stimulan) atau kondisi medis umum (seperti penyakit Hutington atau postiviral encephalitis).

Disamping pemberian obat-obatan yang harus terus diberikan, terapi secara psikologis juga harus dilakukan dan diberikan kepada subjek untuk membantu proses pencegahan penyakit tourette syndrome ini agar tidak semakin parah. Intervensi tersebut antara lain:

1. Terapi Perilaku

Program pemberian reinforcement positif menjadi suatu cara yang dapat menolong penyimpangan gerak syaraf. Perilaku target mungkin dikategorisasikan dalam dua kelompok, yaitu defisiensi keahlian, atau area yang secara khusus menjadi konsentrasi untuk melatih keahlian sosial dan akademis, serta perilaku diluar batas, hal ini bertujuan untuk membantu pasien mengurangi frekuensi dari munculnya perilaku yang dimiliki.

Dapat digunakan skala sederhana untuk merangking perilaku yang bermasalah, dibuat dengan dasar pertimbangan respon untuk intervensi. Pendekatan ini dapat membantu anak dengan masalah perkembangan ganda. Untuk anak dengan masalah kronis, skala ini menolong khususnya saat mulai sulit untuk mengetahui seberapa jauh kemajuan yang telah terjadi. Seperti peraturan penting lainnya, orang tua dan guru harus melengkapi tiga rating untuk anak yang menjadi penderita. Data ini, lalu akan dikombinasikan dengan asesmen dari ahli medis yang akan mengetahui dasar keparahan penyakitnya. Skala rating mungkin juga dapat digunakan untuk mengevaluasi perubahan dalam respon dan intervensi saat melakukan monitoring sepanjang waktu mengenai tingkat keparahan penyakitnya.

2. Pemantauan

Walaupun bukan sesuatu yang darurat, seperti perilaku menyakiti diri sendiri atau keadaan yang tak terduga, terapis dapat mengikuti pasien selama beberapa bulan sebelum melakukan tritmen yang telah dirancang. Beberapa tujuan dari pengobatan tahap pertama adalah untuk : membuat dasar dari simptom yang ada; menemukan hal yang berhubungan dengan kesulitan di sekolah, keluarga, dan hubungan dengan teman; memberikan tes psikologis dan medis; memantau jarak dan fluktuasi simptom yang paling sering; dan membentuk hubungan.

3. Psikoterapi

Sebagai tambahan, terapis harus menggunakan teknik perilaku khusus (seperti hipnoterapi dan relaksasi) dan akan ada alternatif pengobatan lain yang dapat dilakukan (seperti akupuntur dan suplemen diet). Teknik perilaku kognitif yang spesifik dapat dikembangkan untuk digunakan untuk pasien tertentu dengan tourette syndrome.

4. Habit Reversal

Habit reversal terdiri dari beberapa komponen, yaitu pelatihan terhadap kesadaran awareness training) dan pemantauan terhadap diri sendiri, pelatihan relaksasi, prosedur respon pengganti (competing response), manajemen yang berkelanjutan, dan pemantauan terhadap ketidaknyamanan. Penderita akan diberikan hal-hal tersebut sebagai tugas rumah.

5. Supportive Therapy

Dalam kondisi terapi bentuk dukungan ini, penderita memilih topik pembahasan sendiri dalam sesi pertemuan dan fokus terhadap pengalaman, refleksi, dan mengekspresikan perasaan tentang apa yang terjadi di dalam kehidupan dan bagaimana pemecahan masalahnya.

6. Intervensi sekolah

Tetapi akan menjadi lebih baik bila penderita tourette syndrome dapat berinteraksi dengan teman-teman di kelas apabila memang tingkat keparahannya belum terlalu tinggi. Hal ini supaya keparahan penyakitnya tidak bertambah karena membuat penderita merasa mendapat dukungan dan perhatian dari teman-teman di sekolahnya.

7. Hubungan dengan keluarga

Keluarga dapat menolong penderita untuk melawan hal-hal negatif yang dapat mengganggu stabilitas si penderita (Dhamayanti, Riandani, & Resna, 2003). Sejumlah anak-anak yang mengalami kerusakan neuropsychiactirc (saraf) dan keluarganya memang perlu mendapatkan dorongan dan pelayanan terutama mereka yang sedang mengalami pertumbuhan pada saat sekarang ini

8. Psikoedukasi

Dalam hal ini, pemerintah seharusnya memiliki program yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada seluruh masyarakat mengenai kesehatan mental. Program ini dapat menyertakan pihak Departemen Sosial, Departemen Sosial, BKKBN, hingga LSM di bidang-bidang kesehatan. Tidak hanya itu, pemerintah dapat memperkenalkan tiap-tiap penyakit yang ada melalui cara-cara tertentu untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dan membuat masyarakat lebih memahami dan lebih peduli dengan lingkungan sekitar. Hal ini dikarenakan sebenarnya masyarakat harus memberi dukungan secara moral bagi penderita suatu penyakit, dalam hal ini adalah tourette syndrome untuk mencegah bertambah parahnya penyakit itu. Masyarakat harus diberi tahu bahwa tourette syndrome bukanlah penyakit menular yang perlu ditakutkan.

entahlaH


Entah kenapa....

Aku merasakan kesepian ini lagi, lagi.... entah untuk yang keberapa kali

Mungkin, kalau kebahagiaan itu tidak pernah datang, aku tak akan merasakan sepi

Bila saja harapan itu tak pernah terbersit, luka ini tak akan terasa perih lagi.

Aku letih rasakan semua ini

Aku bosan mennggu cinta itu datang

Aku marahpada diriku sendiri

Pada diri yang hanya bisa rasakan sakit

Pada hati yang tak pernah tau dimana keberadaan cinta

Pada mata yang tak pernah mau katakan kejujuran

Aku rasakan lelah

Yang teramat sangat

Aku benci pada dunia

Dunia yang selalu buatku tersayat

maLam beRganTi


Malam sudah berulang kali berganti,

Dan pagi entah sudah hitungan keberapa

Tapi jiwa masih saja kesulitan mencari pasangannya

Rasa lelah sudah sjak lama menyelimuti

Tapi, rasa ini tak jua bisa terganti jadi bahagia

Sepi tunggu keramaian

Sendiri nantikan kebersamaan

Kemana lagi harus mencari

Sampai kapan harus mencari

Dimana lagi nantikan rasa

Yang tersisa hanya satu,

Perasaan ingin menangis

Walaupun…

Tak kan bisa sembuhkan luka yang menganga ini

ketika semua kebaikan tak selalu membahagiakan


ketika semua kebaikan tak selalu membahagiakan,

di saat mata tak sanggup melihat dibalik yang tak kasat,

waktu perih yang memudar menjadi luka yang menyiksa,

padahal semua baru sesaat...

dunia memang tak berarah,

bila manusia menganggapnya begitu,

hari memang tak bermakna,

bila dia menganggapnya begitu,

maka detik begitu sia-sia,

bila memang manusia menganggapnya ragu...

lalu...

kapan bisa tersentuh

semua yang semula memang tak utuh

namun...

sebelum menjadi luluh

semua terlanjur runtuh

membiarkan begitu saja

menjadi tangis,

muram,

lalu...

terjebak dalam kesendirian