“Providing high-quality products, education and careers
for customers globally, improving the quality of life
and contributing to a harmonious international society.”
Slogan yang bagus banget kan? Sebuah kalimat bijak yang membuat banyak orang mungkin bisa tertipu akan setiap huruf yang keluar dari kata-katanya sampai bisa menjadi kalimat seindah itu... Tapi, kenapa aku nggak ya?
Sore hari ini, seorang teman kuliahku yang kebetulan dari Jakarta juga, ngajak aku ke "pertemuan" yang akan membicarakan bisnis... Gila, wong aku gak punya duit... Iseng aja aku ikut, tanpa curiga apa-apa... *itulah bodohnya aku. Padahal dia mengajakku dengan trik lama yang pernah aku alamin juga*
Dulu, pas di Jakarta, aku juga pernah diajakin ke bisnis kayak gitu dengan nama perusahaan yang agak beda, terkenal juga sih. Diajak sama sepupuku yang kurang ajar, karena meminta kami (aku dan ibuku) untuk membayar uang @20rb untuk tiket masuk. Lah, padahal kan dia yang ngajak. Selama presentasi, aku memasang muka bete-ku, duduk paling depan, tidak pernah tersenyum, tidak pernah tepuk tangan, tapi terus mencibir. Hingga pada akhirnya, setelah acara selesai, aku menarik tangan ibuku untuk segera pergi dari sana, membiarkan sepupuku yang aneh itu tertegun.
Mulai dari jam setengah lima sore aku dengerin presentasi mereka (bla... bla... bla) dan pinternya, mereka bisa baca mukaku yang nggak tertarik dengan ngajak aku interaksi... Yah, akhirnya aku asal jawab aja... Sampe pas mereka nanya :
Mbak I = "Ya, Mbaknya yang di belakang... Namanya siapa?", sambil bergaya ala lulusan John Robert Power.
Aku = "Menur", menjawab pelan sambil gondok dlm hati.
Mbak I = "Nora???" memastikan jawabanku.
Aku = "Menur", agak sedikit teriak. *dalam hati berkata : bloon banget sih tuh, Mbak*
Mbak I = "Menur... Bukan istrinya Sarwana kan? Apa memang istrinya?"
Aku = *tertawa dalam hati* "Iya" Asal menjawab.
Tapi semua orang tertawa...
dan...
bla,bla,bla
*betapa bodohnya mereka semua*
Aku mengikuti benar-benar semua prosedur yang memang mereka harus lakukan dan sampaikan. Sampai akhirnya aku dipinjami kaset tentang seorang ibu yang sukses di bisnis itu, aku diminta untuk mendengarkan. Tapi, tetep aja aku nggak tertarik. Kenapa ya? Rasanya dalam hati aku mau maki2 mereka...
Bayangkan aja... Untuk menjadi member dan ada di posisi teratas, aku harus nyediain modal 2,6 jt... Gila? Untuk mahasiswa S2 yg anaknya pensiunan PNS dan ortunya masih kentut2an untuk biayain kuliah aku, mana mungkin aku punya duit sebanyak itu? Jual diri dulu???
Dan yang bikin aku tambah terkejut, ternyata mereka menyarankan untuk menjual ijazah S1ku seharga 1,5 juta. *mang ada ya yang mo jadi jasa penyedia penggadaian ijazah? Buat apa*
Yang mengejutkan lagi adalah kedua temenku yang ikut, mereka melakukan itu, menggadaikan ijazah S1nya... Gila! Aku sih nggak mau... 3,5 tahun aku berjuang untuk dapet IPK 3,87 trus aku gadein cuman untuk ikut begituan??? OGAAAHHHHHH.................
Aku cuman bingung... Walaupun mereka pake kata-kata networking... Toh, smuanya sama aja kan, cari jaringan, marketing, sales???
Adalagi... Seorang cowok yang diajak ma temenku juga, bilang ke aku (pas aku cuman bedua sama dia di mobil nungguin temenku ngomong sama upline-nya).
"Model2 bisnis kayak gini kan ada masalah, Nur..."
*apaan???*
"Tau kan maksudku?"
"Ooh... Masalah? Masalah itu?" aku menjawab sok tau.
"Iya"
Mungkin aku bodoh karena tidak mencari tahu masalah yang terjadi, tapi buatku cukup saja untuk tahu bahwa bisnis itu memang nggak bersih... * ya iyalah, masa ya iya dong... namanya juga cari untung*
Yah, nggak maksud untuk musuhin temenku yang ngajak sih... (maafkan aku teman atas kata2 yang tidak mengenakkan ini)...
Buat yang masih semangat dan tertarik untuk ikut bisnis beginian yang katanya dalam sebulan bisa ngasih kita duit 1,5 jt... Hubungi saja aku... Aku akan dengan senang hati memberitahu kalian, menceburkan kalian dalam lembah hijau itu... Haha... *tapi aku bukan upline kalian loh, aku nggak ngambil untung kok*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar