Rabu, 29 Oktober 2008

ten random facts/habits about me

Sebenernya isi tulisan kali ini adalah untuk memenuhi tugas Pekerjaan Rumah yang dikasih Bintang. Padahal dari dulu, tiap buka2 blog orang aku berharap nggak dapet tugas ini, bukan karena gak bisa menunjukkan 10 fakta tentang kehebatan diriku, tapi justru karena setelah dipikir2 gak banyak temenku yang punya blog dan bisa aku kasih tugas ini... Kenapa musti dipikirin??? Karena ada rules dalam tugas ini, yaitu:
Each blogger must post these rules.

Each blogger starts with ten random facts/habits about themselves.

Bloggers that are tagged need to write on their own blog about their
ten things and post these rules. At the end of your blog, you need to
choose ten people to get tagged and list their names.

Dont forget to leave them a comment telling them they have been tagged and to read your blog.


Aku udah menjalani aturan yang pertama. Lalu aku akan memulai aturan yang kedua...

... Ten Random Fact/Habits About Me ...

1. "Semok"

Ini sebenernya panggilan yang dikasih sama beberapa orang pasien di RSJ. Entah maksud mereka pujian atau hinaan, tapi aku menganggap kata itu sebagai kejujuran yang diungkapkan mereka dari dalam hati. Ya iyalah, secara memang aku cewek luthu yang ndut, sexy, nan cute... hoho 

Coba aja deh tanya ke orang-orang tentang gambaran fisikku, pasti banyak orang yang menceritakanku sebagai orang dengan lemak berlebih. Tapi, kan ada manfaatnya, lumayan kan kalo musti disuruh ngangkut Aqua galon. Hehe...

2. "Mesum"

Lagi-lagi aku nggak tau ini musti dibilang sebagai pujian atau hinaan. Tapi, aku sih nganggep kata ini sebagai pujian karena toh julukanku di kampus adalah Master of Mesum (MM). Semua hal bisa aku hubungkan ke arah hal-hal yang tidak senonoh. Aku hobi ngelus-ngelus orang dengan jari telunjukku, aku hobi menggigit orang, aku hobi membicarakan hal-hal yang seringkali dianggap tabu, dan aku suka sekali menunjukkan aksi yang tidak-tidak entah pada laki-laki maupun perempuan. Tetapi, sayangnya aku tetap masih suka laki-laki walaupun mungkin ada perempuan di luar sana yang menyukaiku... Hehe, tapi aku bukan wanita mura**n yang suka me**n sembarangan loh.

3. "Obsessive-Compulsive Disorder" a.k.a sikap obsesif yang berlebihan

Sebenernya dari dulu aku menganggap ciri khusus yang merupakan gangguan ini sebagai bentuk lain, yaitu "perfeksionis". Tetapi, aku menyadarinya ketika mengetik sebuah tugas, aku bisa memeriksa ulang pekerjaanku berkali-kali hingga mengarah kepada kesempurnaan yang sesempurna mungkin, ketika mau pergi tidur aku akan bolak-balik cuci kaki di kamar mandi hanya untuk memastikan bahwa kakiku sudah bersih, dan aku beberapa kali selalu mengingat-ingat hal-hal yang harus aku lakukan.

4. "Puitis, melankolis, romantis"

Sebenernya kata-kata ini menggambarkan hobiku yang suka menulis dengan penuh dramatisasi yang kadang-kadang berlebihan. Beberapa tulisanku bahkan aku dokumentasikan dengan baik dan benar. Selain itu, alasanku punya blog yah untuk menyalurkannya. Kalo soal melankolis atau nggak, aku ngerasa sih nggak, aku bukan orang yang cengeng dan suka sama segala hal yang sendu, tapi mungkin lebih ke mendramatisir sesuatu aja kali ya... Romantis, ho-oh aku romantis loh! Makanya, jadikan aku pacarmu (wahai laki-laki) *jual diri mode on*

5. Humoris

Mungkin kalo yang satu ini udah bawaan lahir kali ya, pola asuh juga mempengaruhi. Ya iyalah, aku lahir dan besar di keluarga yang hobi banget nge-banyol, nggak ortu aja, kakakku juga seneng banget berlagak jadi pelawak (mungkin bakat terselubung). Temen-temenku bahkan ngasih saran supaya kelucuanku dijadiin modal dasarku di saat aku ngomong di depan umum, ceramah, atau jadi pembawa acara. Katanya, becandaanku nan jayus bisa membuat orang yang mendengarkan menjadi tertawa jijik melihatku. Oh iya, bahkan para pasien RSJ pun mengakui kegilaanku yang suka melucu ini. Berarti, dunia mengakuinya bukan? Hoho...

6. Anak Rumahan

Nggak suka ngeluyur kemana-mana (walaupun sebenernya kalo lagi pengen pergi, bisa aja berangkat pagi dan pulang malem, atau bahkan nggak pulang). Rada autistik, karena suka banget sendirian dan ngabisin waktu di rumah/di kamar kost aja tanpa ada orang lain yang menemani. Nggak ngapa-ngapain juga sih sebenernya, tapi mungkin karena terlalu narsis, jadi sangat-sangat mencintai diri sendiri dan jarang banget sama orang lain. Entah mengapa, waktu sering merasa berjalan cepat walaupun aku sendirian.

7. Hobi ngemil

Harusnya ini ditaro di atas, abis "semok", kan saling berkaitan tuh, merupakan hubungan sebab-akibat. Aku tuh seneng banget sama makanan kecil. Mending milih gak makan nasi daripada nggak ngemil. Jadilah ransumku di kamar tuh lumayan banyak, walaupun nggak banyak macemnya, tapi pasti ada walaupun cuman satu jenis. Semua cemilan aku menyukainya, baik yang manis maupun yang asin. Jadi, buat yang mo ngemil, dateng aja ke kamarku.. haha

8. Loyal

Aku nggak peduli banget sama yang namanya uang. Walaupun aku bukan orang kaya, tapi aku nggak pelit loh. Nggak pernah itung2an sama temen atau orang lain yang aku anggap baik. Aku bisa ngasih apa aja buat mereka yang udah baik sama aku. Urusan fotokopian, makanan, ongkos, dsb. jarang banget aku itung2... apalagi kalo udah sama temen sendiri. Bukan hanya karena nggak enak, tapi nggak mo ambil pusing. Ribet banget kalo musti nginget2 utang orang sama kita, jadi mending ikhlasin aja. Heh, tapi jangan sering2 juga yah... bisa bangkrut aku.

9. Pendiam dan pemalu

Ini menggambarkan diriku mulai sejak kecil. Tapi, entah kenapa, buat orang yang udah agak lama sedikt kenal sama aku, pendiam dan pemalu bisa berubah jadi berisik dan malu-maluin. Yah, kan udah keliatan aslinya kalo udah deket. Btw, aku juga udah nggak se-pendiam dan se-pemalu dulu kok. Jadi, buat teman-teman lama yang dulu menilaiku sebagai orang yang pendiam dan pemalu, sekarang kalian salah besar!!! Mungkin sikap pendiam dan pemaluku yang bikin aku keliatan baik di mata semua orang. Padahal.. who knows???

10. Keibuan

Kalo Mas Yo (kakakku) pasti bilangnya bukan keibuan, tapi ibu-ibu. Karena aku bisa jadi orang yang paling ribet sedunia sama beberapa hal dan dengan seenak udelku nyuruh2 orang lain (gak peduli tua atau muda) untuk ngelakuin hal-hal yang aku suruh, biasanya berkaitan sama urusan beres-beres atau bersih-bersih. Kata banyak cowok-cowok juga, mereka banyak yang suka aku karena aku bisa bersikap dewasa, melindungi, sabar, gak cemburuan, bisa ngemong, dan perhatiaaannn banget yang kata mereka semua sih bisa digambarin sebagai sifat keibuan. Udah gitu, aku tuh suka masak apa aja, mulai dari cemilan, kue kering, kue basah, sampe roti atau cake. Nah, keibuan banget kan??? Apa malahan bener kata Mas Yo : ibu2 banget??? haha


Sepuluh ciri khas tentang diriku nan sederhana ini sudah aku tuliskan dengan baik dan benar. Yah, walaupun sebenernya bisa nyebutin lebih dari 10, aku terpaksa memilah-milah mana yang paling dominan, paling bagus, dan intinya yang paling mencirikan diriku. Dan sekarang, aku akan melakukan aturan yang selanjutnya, yaitu memberikan tugas ini ke sepuluh orang temanku yang ternyata setelah aku cari-cari, sangatlah sedikit temen-temen yang punya blog (jadi, nyari sepuluh aja ribet banget). Lalu, mereka yang terpilih adalah Owneng, Putri, Widya, Dita, Rita, Teo, Mindi, Sandhya, Bibit, dan Matius.


Akhirnya, selesai juga tugasku ini setelah 3 hari berusaha menyelesaikannya ditengah-tengah persiapan ujian PKP RSJ....




Senin, 27 Oktober 2008

warung kejujuran

Kocak banget rasanya pas baca tulisan "warung kejujuran" yang terletak di atas kulkas kecil di tempat tinggalku di Jogja ini.
Ceritanya gini, malam ini, saat ngambil minum di dispenser. Saat melirikkan mata ke kanan, rasanya tergoda banget untuk ngedeketin tuh kulkas, kesannya tuh kulkas ngomong dengan manja, "buka aku, liat ada apa di dalamku..." Alhasil aku ngedeketin kulkas itu dan ngeliat ada dua buah biskuat coklat krim ukuran kecil, namun saat aku membuka kulkas, aku melihat ada makanan yang sangat menggugah selera makanku di malam hari : BENG-BENG, tapi judulnya ditambahin hazelnut. Katanya, 4 rasa dalam satu kali gigit... Tertarik akhirnya aku mengambilnya. Enak banget kok, rasanya unik... I LOVE BENG-BENG. Tak lupa aku menulis di secarik kertas di atas kulkas itu, Menur, Beng-beng, 1500. Teknik dagang ini diterapkan dengan mencatat terlebih dahulu barang yang kita ambil dan nantinya ibu kost akan menyambangi kamar kita dan menagih hutang kita yang tertera di kertas. Aku aja baru sadar kalo di kertas catatan hutang-piutang itu ada tulisanny "WARUNG KEJUJURAN". Memang butuh sebuah kejujuran untuk mengambil barang di dalam kulkas itu dan mengakuinya sebagai barang utangan yang bakalan langsung abis gak bersisa, tetapi ternyata belum dibayar....


kejujuran.
menjadi semu
ketika kepura-puraan dapat dimanipulasi

Sabtu, 25 Oktober 2008

Selamat tinggal

Terlalu sulit mengungkapkan kata
mengingat semua yang pernah terbentuk indah
mengenang segala kebersamaan yang pernah tercipta
merasakan kesedihan kala mendengar semua cerita
menginginkan sedikit saja keajaiban untuk mereka semua
mereka yang telah membuat hari terasa begitu berarti

Air mata ini akhirnya mengalir dengan deras
setelah tertahan ketika kaki mencoba melangkah menjauh dari sana
setelah mata terlalu sulit beranjak untuk berhenti menatap ruang di sudut sana
setelah hati berusaha untuk mengucap selamat tinggal

Tak ada bahagia yang begitu indah seperti ini
sehingga terlalu sulit untuk melepas semua
semua rasa cinta yang terberi untuk mereka
yang ternyata tak pernah merasakan cinta



Rasanya terlalu sulit meninggalkan semua kenangan indah di RSJ Soeroyo Magelang... Karena semua kebersamaan yang indah telah mereka tinggalkan dalam lubuk hatiku yang kecil disini... cinta yang tulus untuk mereka... doa bahagia yang akan selalu kukirimkan untuk mereka.... mereka yang tak pernah mendapatkan cinta....

Minggu, 19 Oktober 2008

fansku kabuurrr

Ada yang lupa aku ceritain selama aku ada disana. Minggu kemarin, aku mulai kenal sama pasien dari bangsal temenku yang bukan bangsal temen kelompokku, gara-garanya pasien itu main ke bangsalnya temen sekelompokku, jadilah aku kenalan sama dia.
Jujur aja, proses perkenalan kita berdua biasa aja, nggak ada yang spesial, cuman ngobrol-ngobrol biasa, itu juga rame-rame sama temen-temenku yang lain. Tapi, hari besoknya, ternyata dia langsung hafal banget sama namaku dan nanyain aku ke temen-temenku, bahkan temenku sampai bete, karena selama ngobrol yang diomongin pasien cuman aku aja. Haha, lucu banget ya. Aku punya fans loh. Bahkan kalo aku ketemu sama dia di jalan, dia langsung teriak-teriak manggil namaku.Nggak cuman itu, dia sempet nyusulin aku ke bangsalku, nyari aku, tapi nggak boleh masuk ke dalam bangsal sama perawat.
Sayangnya, beberapa hari kemudian, setelah di suatu Magrib aku nggak berenti pas dia manggil aku, fansku kabur. Iya, dia kabur dari RSJ bersama seorang temenku. Pantesan hari itu, selama aku jalan keliling RSJ, rasanya sepi banget karena nggak ada yang manggil-manggil namaku. Aku sedih banget, bukan hanya karena dia kabur, tapi juga karena kasian kalo sampe ternyata dia nggak bisa balik ke rumahnya, atau justru malah jadi gelandangan.
Semoga dia bisa pulang ke rumahnya... Oh, fansku tersayang...

Listening their story, making me crying

Tiga minggu udah aku lewatin untuk praktek di RSJ Magelang. Semuanya terasa menyenangkan banget, walaupun ada hal-hal yang gak aku suka dari proses kebersamaan kelompok di sana, tapi kalo udah urusan sama pasien, bikin aku seneng banget. Bisa ngilangin semua perasaan sedih, bete, marah, bahkan bisa bikin aku ngucap Alhamdulillah di dalam hati.
Apalagi pas hari Jumat kemarin, pas aku dan temen-temen sekelompok bikin Terapi Aktivitas Kelompok. Rasanya seneng banget karena mereka semua ngerasa seneng dengan acara yang kita bikin, ngikutin tiap games yang hasilnya ternyata seru banget, bisa bikin mereka belajar. Aku juga jadi makin kenal sama semua pasien yang ada di bangsalku. Aku bisa ngeliat kalo mereka semua yang tinggal di sana ternyata saling mendukung dan menyemangati satu sama lain, bahkan mereka bisa ngajak becanda temen-temennya sendiri. Apalagi aku, aku merasa terhormat banget bisa dikenal sama mereka semua, bisa jadi pusat perhatian, dan bahkan bisa berbagi tawa sama mereka. Mereka bisa bikin aku ketawa, bisa aku ketawain, bahkan bisa aku becandain.
Mungkin keliatannya kurang ajar dengan becandain mereka dan nganggep mereka sebagai temen-temenku sendiri yang dengan seenaknya bisa aku ajakin becanda. Tapi, selama 3 minggu ini, aku ngeliat ada sedikit perbedaan diantara mereka, ada beberapa orang yang udah bisa menampakkan ekspresi wajah sesuai dengan perasaanya, tentunya dengan ngajakin mereka supaya bisa sensitif dengan apa yang mereka rasain, karena aku dan temanku selalu nanyain perasaan mereka setiap kali kita ngobrol.
Tapi, tiba-tiba di hari jumat sore, aku ngerasa sedih banget ngeliat mereka. Aku jadi pengen banget nangis. Semua karena kondisi mereka yang ternyata hampir semua dari mereka nggak diterima sama keluarganya, bahkan keluarga mereka merasa bahwa RSJ adalah tempat terbaik buat mereka. Padahal, mereka tuh pengen banget bisa pulang, pengen banget kumpul lagi sama keluarganya, dan pengen banget bisa hidup normal. Aku yakin, minum obat setiap hari kalo nanti mereka udah sembuh, pasti bakalan terasa berat banget, apalagi ditambah sama keluarga yang nggak ngedukung...
Aku jadi nggak pengen pergi dari mereka, aku pengen terus ngasih dukungan ke mereka, ngasih kebahagiaan buat mereka. Bayangin aja, hampir semua dari mereka bilang aku cantik loh... Jarang-jarang kan tuh.
Nanti, pasti aku bakalan kangen banget sama mereka. Tinggal lima hari lagi aku disana, trus bakalan jauh dari mereka. Aku sekarang bisa bilang, kalo aku sayang banget sama mereka. Dan berharap, kalo suatu saat aku kesana lagi, mereka udah nggak ada disana lagi.

kosong

Hari ini, di sana ia berbahagia
meninggalkan sendirinya
meninggalkan sepinya

Tanpa ingat semua yang dulu lagi
tanpa tahu rasa yang semu lagi
meninggalkanku sendiri

Senin, 13 Oktober 2008

akan kembali lagi

Besok,
kaki ini akan melangkah lagi ke sana
menempuh harap untuk masa depan
sendirian
bersama sahabat dan kawan
tanpa pegangan
mencoba berdiri tanpa tahu tepian,
biar tak ingin istirahat,
agar lelah tak tersirat

Akan pergi
tanpa berlari
biarkan saja terasa sepi

Sabtu, 11 Oktober 2008

satu calon ksatria gagal

Rada aneh mungkin ngebaca tulisan-tulisanku di sini. Obsesi yang aneh dengan "istana merah jambu" yang selalu aku impiin bisa dibuat sama seorang ksatria yang memang ditakdirkan untuk berjodoh denganku.
Satu persatu ksatria bayangan itu tiba-tiba pergi dan menjauh tanpa bisa ngasih "istana merah jambu" untukku. Sekali lagi, ksatria itu pergi membuatkan istana lain untuk yang lain, tentunya membuatkan istana yang bukan merah jambu.
Berita itu aku dapat hari Rabu lalu. Ksatria akan menikah tanggal 19 Oktober besok dengan seorang gadis berusia 21 tahun, baru lulus kuliah, pake jilbab, dan ksatria belum terlalu lama mengenal si gadis. Haduuh, kok ksatria mau ya?? Kayak beli kucing dalam karung gitu...
Mungkin semuanya balik lagi ke prinsip. Balik lagi ke kata : NGGAK JODOH. Ksatria memang jadi satu-satunya kandidat terbaik yang tadinya aku pikir bisa ngasih istana merah jambu ke aku. Tapi, ternyata niatnya nggak setulus itu, dia nggak mau bangun istananya sedikit demi sedikit, dia mau langsung beli istananya itu dengan instan. Ternyata, ksatria bukan ksatria istana merah jambuku.

...geLagaH beach...

Lebaranku tahun ini sebenernya biasa-biasa aja karena ternyata waktu dan kondisi tidak memungkinkan diriku untuk bisa kembali ke rumahku tercinta yang terletak di tepian Jakarta (padahal udah masuk kawasan Banten tapi gak mau mengakuinya). Alhasil aku menghabiskan liburan Lebaran yang hanya sesaat di Wates, Kulon Progo, rumah Eyang-ku tersayang.
Mulai dari hari Minggu sore aku tiba di Wates dan sesampainya di sana, Tante yang kebetulan adik pas ayahku udah dateng bersama suami dan anak bontotnya yang seumurku. Namun, karena memang sejak dulu kami sama sekali nggak deket, aku dan keluarga mereka cuman bisa berbasa-basi nggak penting dan nggak makna.

Selasa sore kedua orang tuaku datang bersama dengan sahabatku sejak SMP yang kebetulan nebeng mobil kedua orang tuaku. Bersamaan dengan kedatangan kedua orang tuaku, ada temen lama yang tiba-tiba bisa nongol di rumah Eyang, dia kakak kelas di SMP yang umurnya beda dua tahun dari aku. Dulunya, aku sempet dijodohin temen-temen ma dia, tapi namanya juga jaman dulu, mana mau, masih kecil juga. Tanpa dinyana dan tanpa diduga, dia muncul di rumah Eyang. Aku kenalin sama keluarga2ku, pastinya sebagai temen, tapi kocaknya, bapak bilang kalo temenku itu mirip Narji (anggota grup Cagur).
Pas hari Jumat setelah Lebaran, seluruh keluarga besar Soekirman ngumpul di Wates, udah kayak pasar malem, rame banget. Tapi sayangnya Eyang ngerasa kesepian, karena kita semua anak-cucunya nggak bisa diem aja di rumah dan ngabisin waktu dengan ngobrol dan nonton tv. Kita semua hobi jalan-jalan, berangkat pagi pulang malem. Alhasil Eyang sering banget marah-marah. Iya sih, kan tujuannya ngumpul-ngumpul, tapi siapa juga yang bakalan tahan nggak maen ke Jogja nan indah itu (secara dari Wates ke Jogja cuman butuh waktu sekitar 1 jam).
Selain itu, hari Jumat dan Sabtu dengan nekatnya (aku lagi demam dan kena influenza parah) pergi sama bapak-ibu ke Pantai Gelagah, maenan air laut di pinggir pantai sama ibu, kayak anak kecil (sayangnya fotonya gak bisa di upload karena hp-ku yang biasa buat foto2 tiba2 bisa rusak total). Seneng bangeettt!!!

Gelagah. Pantai di pinggiran Wates yang masih sealiran sama Pantai Congot. Nggak keren-keren banget, karena pasir pantainya gak putih, gak ada kerang atau binatang laut yang seliweran di pinggiran pantai, air lautnya nggak biru bening (rada keijoan), tapi ada keromantisan yang aku rasain.... Aku bisa sama-sama ibu. Ibu, yang selama ini sering banget jadi bulan-bulananku, aku bisa main air bedua aja ma dia, ketawa-ketawa, bahkan hampir hanyut bersama, bikin aku mo pingsan kegelian karena ngeliat sandal jepitnya sempet hanyut kebawa arus air laut.

Aku pergi ke Gelagah nggak sama pacar atau cowok yang aku sayang, tapi aku bisa ngeliat matahari tenggelam di sana (walau nggak sampe selesai karena ternyata mataharinya ketutupan awan). Selain itu, aku bisa sama-sama bapak-ibu, ketawa bareng, ngobrol bareng, curhat bareng, bahkan sampe beli semangka dan melon di pinggir jalan deket Gelagah yang ternyata maniiissss banget!!!

Kunjungan ke rumah pasien

Sebenernya, sebelum nulis postingan ini, masih banyak cerita tentang Lebaran yang harusnya lebih dulu di posting di sini. Tapi, berhubung daku merasa sangat-sangat sibuk sekali belakangan ini, disertai dengan kondisi fisik yang tidak yahud, dan ketiadaan akses internet selama daku berpraktek di RSJ Magelang, alhasil nanti postingannya bakalan rada flash back.

Hari Rabu kemaren, sepulang nemenin praktek seorang psikiater tersohor di RSJ Magelang yang kebetulan praktek di RSU Tidar, daku dan seorang teman mencoba untuk dateng ke rumah pasien, dua orang sekaligus. Hebat bukan?
Bermodalkan secarik kertas denah dari perawat bangsal daku yang baik hati dan tidak sombong, daku dan temanku yang bersedia memboncengiku itu mencari2 rumah kedua pasien itu dengan semangat menggebu dan menggelora. Untungnya aja dua2nya masih berada di kawasan Magelang dan sekitarnya. Selain itu, pasien yang kedua yang akan kami kunjungi baru kami putuskan untuk mengunjunginya saat kami berada di tengah perjalanan. Betapa semangatnya diri kami bukan???
Di rumah pasien pertama, agak sulit dan berliku mencarinya, tapi untungnya lagi (lagi, lagi si untung disebutin) rumahnya gak tlalu masuk-masuk ke dalam gang yang jauh ditempuh dan disentuh. Yah, gampang lah. Sayangnya kami berdua sedikit mendapatkan perlakuan yang rada tidak ramah dari pihak keluarga. Ternyata, keluarga pasien itu adalah keluarga sambungannya a.k.a ibu dan saudara2 tiri, ayah si pasien udah meninggal. Jadilah, penolakan mentah-mentah yang sangat halus kami terima dari keluarga itu yang ternyata secara tidak langsung juga sudah menolak pasien. Menilik pasien yang keliatan rada punya keterbelakangan mental, jadi kasian sama pasien yang ternyata udah ditolak mentah-mentah sama keluarga sambungan yang tinggal di rumah ayahnya yang udah meninggal. Entah juga ya kalo ternyata ada faktor lain di luar itu semua.
Di rumah pasien kedua, ternyata alamat rumah yang kami tulis udah nggak ditempatin lagi sama pihak keluarga pasien. Untungnya (duh, si untung beruntung banget dari awal disebut-sebut) tetangga-tetangga di sekitarnya cukup baik dengan ngasih tau alamat adik perempuan si pasien. Wah, senang sekali karena si adik menyambut kami dengan cukup ramah dan bersedia menceritakan semua hal yang berkaitan dengan hubungan pasien dengan keluarga.

Jadi menyimpulkan sendiri, kalo ternyata jadi pasien sakit jiwa di RSJ terkadang akan lebih baik daripada dia balik lagi ke lingkungan rumahnya. Karena penolakan dari lingkungan sangat mungkin diterima oleh pasien yang udah diperbolehkan pulang. Gimanapun, walaupun pihak keluarga mendukung, belum tentu kan tetangga dan teman-teman pasien bisa mendukung pasien secara penuh? Padahal, pihak RSJ udah berusaha keras dan maksimal supaya pasien bisa berinteraksi lagi secara normal dengan lingkungan sekitarnya, tentunya dengan catatan bahwa lingkungan sekitar itu bisa mendukung kesembuhan pasien. Tapi terkadang, kenyataannya gak seindah itu. Itu mungkin jadi satu-satunya alasan yang menurut daku cukup kuat, kalo suatu saat si pasien bakalan balik lagi ke RSJ dan bisa aja jadi expand yang berulang-ulang kali keluar-masuk di RSJ.