Sabtu, 20 Desember 2008

Satu Cerita di Kereta Prameks


Seperti setiap Sabtu biasanya…

Aku setengah berlari memasuki Stasiun Tugu Yogyakarta setelah tu

run dari bis jalur 4 

tepat di seberang stasiun. Antrian di depan loket kereta 

Prameks sudah panjang sekali, mendekati pintu 

masuk. Tujuh ribu rupiah aku keluarkan ketika sampai di

 depan loket. Yah, telah beberapa minggu ini aku menghabiskan waktu di r

umah Eyang, di Wates. Rumahku sekarang karena

 sudah lebih dari setengah tahun aku tidak punya kesempatan untuk p

ulang. Bahkan, teman-temanku sudah tak mengakui

 lagi bahwa aku orang Jakarta.

Ketika berhasil mendap

atkan tiket, aku langsung menuju ke peron. Kereta Prameks sudah tiba di sana dan sudah puluhan kepala ma

nusia menunggu kedatangannya yang tinggal sesaat. Tak lama, kepala lokomotif 

sudah menyembul dari arah sana. Semua orang bersiap

 untuk bisa segera masuk, berebut, mereka beringsut masuk, termasuk aku.

Selalu saja penuh. Aku 

berdiri di dekat pintu, tepat berhadapan dengan seorang laki-laki. Sepertinya, usian

ya tak jauh dari usiaku. Lalu, aku memperhatikan sekelilingku. Terdiam saja, menatap sawah-sawah

 yang berlalu cepat ditinggal laju kereta. Aku akan pulang, gemingku dalam hati.

“Duduk, Mbak.” Laki-laki di hadapanku tiba-tiba berdiri.

Aku menggeleng.

“Nggak apa-apa, Mbak.”

Aku pun duduk.

“Ke Kutuarjo, Mbak?” tanyanya.

”Bukan. Wates.” jawabku.

”Pulang, Mbak?” tanyanya lagi.

”Iya.”

Aku memang akan pulang. Kutatap sawah-sawah yang kini terlihat berlari menjauhi laju kereta.

 

Rumah

Menjadi tempat untuk berpulang

Selalu merindu untuk sampai ke sana

Rela menghitung hari sampai kembali

Walau ribuan langkah mengharuskan untuk terus berjalan

Meraih impian yang terbentang

Namun... cerita tentang pulang tak pernah menjadi cerita yang tak dinanti

Jumat, 19 Desember 2008

My Blueberry Nights


This was a smart sweet movie. Very nicely done with some beautiful scenes! Majestic pictures really. And it had a nice story and some good characters with great performances specially by Rachel Weisz and Strathairn! It had good witty dialogs and had some funny moments. It's one of those movies that has everything to be good. Never Amazing, never something out of this world, but good! Makes you feel good after wards! But because of the editing and the great shots, this movie could have been far better than the average sweet smart movie (Sousa, 2008).

(diunduh dari : http://www.imdb.com/title/tt0765120/)

 

My Blueberry Nights.

Sebenernya alasan awal sampe kepikiran untuk nonton film ini dan beberapa film lain adalah karena aku ngerasa udah lama banget ngak nonton film. Alhasil, aku menyambangi tempat persewaan film dengan menitipkan SIM A yang seumur hidup ini nggak pernah kepake. Sebelum berangkat ke tempat persewaan, sebenernya aku udah nyatet beberapa film setelah browsing *gaul mode on*. Jadi… yah My Blueberry Nights udah kecatet di list filmku.

Satu alasan lagi film ini kupinjem adalah karena aku lagi cinta banget sama yang namanya Blueberry, gimana enggak… sering banget aku beli roti Parsley dengan judul Blueberry Bun, roti Manna dengan judul Long John Blueberry (sampai sekarang aku nggak ngerti kenapa musti ada Long John-nya), dan beli selai roti Morin rasa Blueberry sampai bikin gigiku sakit karena saking manisnya, mungkin kalo ada sabun aroma Blueberry bakalan aku beli juga

Eniwei, awalnya rada sanksi nonton film ini, karena sebelum bikin resume ini dan pas nonton filmnya aku cuman kenal Jude Law sebagai pemainnya. Padahal ada Norah Jones (penyanyi yang selama ini aku dengarkan dengan sangat baik lagu-lagunya), Rachel Weisz, dan Natalie Portman. Hah, payah banget kan…

Tapi setelah nonton dan mengamati dengan mendalam, rasanya nggak nyesel nyewa nih film. Filosofis banget, tapi tetep dikemas dengan manis yang nggak murahan. Unsur warna-warni-nya juga paaasss banget. Namun, ada satu hal yang aku nggak suka… Gambar pie blueberry dan ice cream yang meleleh. Duh, nggak banget deh! Nggak oke…

Untuk ceritanya, aku acungin dua jempol.

Ada beberapa hal yang bikin film ini bermakna banget. Kayak yang udah aku bilang sebelumnya, Filosofis... Yaitu :

  1. Kunci. Awalnya rada bingung sih kenapa ada cerita tentang kunci di film ini. Tapi, aku jadi ngerti kalo bener juga kata tuh film. Kunci itu menggambarkan banyak hal, dilihat dari gantungannya, sejarah hidup orang, fungsinya buat orang, bahkan penting atau nggaknya kunci bagi pemiliknya bisa juga diliat. Ada orang yang nggak peduli sama kunci yang ketinggalan, ada juga yang peduli banget, ada lagi yang rela ninggalin kuncinya karena ada kejadian yang nggak dia suka. Hebatnya lagi, si Jude Law a.k.a Jeremy nggak mau ngebuang kunci-kunci yang ketinggalan itu karena takut si empunya kunci nggak bisa lagi masuk rumahnya.
  2. Gagang pintu. Pintu itu (di cerita itu) selalu di tutup begitu saja, nggak ada yang peduli dengan suaranya dan nggak ada yang nengok lagi ke belakang setelah pintu itu tertutup karena mungkin aja orang-orang yang nutup pintu itu nggak akan kembali lagi. Tapi, Norah Jones a.k.a Elizabeth nggak mantep nutup pintu kafe itu, nutup sambil liat, udah gitu rada nahan pas nutup... karena dia berpikir kalo suatu saat mungkin akan balik lagi.
  3. Tetap di tempat. Sesakit apapun hati Jeremy dan seberapa kuatnya dia pengen melarikan diri dari masalah yang dia alami, dia nggak mau pergi ninggalin kafe itu. Dia percaya kata ibunya kalo dia harus tetap di situ supaya orang yang bikin hatinya sakit bisa nemuin dia lagi kalo nantinya akan kembali.
  4. Sejauh apapun berlari, rindu rumah akan terasa dan membuat kita akan kembali. Elizabeth yang udah keliling kota hampir puluhan ribu kilometer dari New York akhirnya pulang lagi karena ngerasa bahwa nggak ada tempat lain yang bisa ngegantiin New York.
  5. Pie blueberry. Inilah inti dari judulnya. Jadi, ceritanya di kafe punya Jeremy, pie blueberry tuh jarang banget dipilih, karena orang berhak milih kue atau roti lain. Hal itu membuat pie blueberry itu seringkali nggak bermakna dan dianggep nggak ada, padahal sebenernya rasanya enak. Trus dia akan dibuang gitu aja kalo kafe udah mau tutup dan orang nggak akan ada yang peduli akan hal itu. Ini jadi alasan sampe Elizabeth seneng banget makan slice pie blueberry pake ice cream. Btw, pie blueberry-nya keliatan enaak banget, bentuknya juga aneh... aku sih mikirnya kayak jenang jawa yang dibungkus daun kelapa. Hehe...
  6. Ganti nama. Elizabeth keliling kota menjauhi New York untuk jadi pelayan restoran atau bar berganti-ganti. Itu bikin dia harus ganti nama, mungkin biar orang nggak peduli sama keberadaan dia. Tapi, tetep aja ganti namanya nggak jauh-jauh sama namanya sendiri, yang aku inget sih cuman Lizzie dan Beth.
  7. Butuh temen. Leslie terpaksa bohong sama Elizabeth dan bilang kalo dia kalah judi trus harus nemuin ayahnya di Las Vegas cuman karena butuh temen selama di jalan. Mungkin maksudnya, nggak enak hidup sendirian dan kita semua butuh temen.
  8. Hidup itu cinta. Mau mengelak, berlari, benci, atau marah sama yang namanya cinta, kita tetep butuh. Tetep akan menemukan cinta, cinta yang mau menunggu, cinta yang memang untuk kita (walau mungkin nggak abadi). Bahkan bisa mati karena cinta atau cinta bikin mati.

Pas filmnya selesai dan liat credit titlenya, nggak nyangka kalo tuh film bukan disutradarain sama orang Amerika, tapi orang Hong Kong, yaitu Kar Wai Wong dan beberapa krunya juga orang Hong Kong. Pokoknya, filmnya keren banget. Filosofis banget. Sederhana. 

Selasa, 02 Desember 2008

laki-laki dan perempuan


Entah orang lain berkata apa tentang aku. Aku juga manusia kok, sama seperti yang lain. Sama seperti orang-orang yang hanya bisa meremehkanku dari belakang. Hidupku sekarang aku bayar dengan uangku sendiri, hasil jerih payah kerjaku. Aku peduli pada teman-temanku, tapi aku tak menyangka banyak teman yang terlalu peduli padaku, hingga mereka merasa lebih berhak menghakimiku daripada diriku sendiri. Padahal, seharusnya hidup itu milikku.


“Rin, lo serius cinta sama dia?” tanya seseorang yang selalu mengaku sebagai temanku.


“Serius!!!” aku menjawab dengan benar-benar serius.


Dia lalu hanya mengangguk-angguk seolah paham dengan kata-kataku.


Tapi, keesokan harinya, aku mendengar orang-orang menganggapku aneh dengan mencintainya. Kenapa? Aku manusia yang berhak punya cinta. Dia pun manusia yang boleh kucintai karena dia belum jadi milik siapa-siapa. Toh, masing-masing diantara kami tahu peran kami masing-masing. Aku menjadi pria dan ia menjadi wanita. Dimana letak salahnya?


Sebenarnya aku memendam rasa pada seseorang wanita yang bukan dia. ”Dia yang sejak dulu kucinta” adalah sahabat dekatku saat di bangku Sekolah Dasar. Aku sibuk mencarinya ketika kami mulai berpisah, tapi aku tahu kalau dia tidak mungkin mau jadi wanitaku, dia terlalu pintar untuk menjalani hubungan denganku. Jadi, aku memutuskan untuk memendam rasa ini dan mencoba mencari cinta dari perempuan lain. Kata orang, cinta tak harus memiliki, dan aku percaya benar akan itu.


Aku bahagia memiliki kekasih seperti dia yang sekarang. Bagiku, dia adalah segalanya, lebih dari sekedar teman, sahabat, mungkin lebih dari seorang kekasih. Aku sudah sering menghabiskan malam bersamanya, mencumbunya, dan memadu kasih di atas satu kasur ke kasur yang lain. Aku hafal bau tubuhnya, hafal gerakannya, dan hafal alunan nafasnya. Kami menyatu ketika malam datang dan kami saling berpagutan di dalam dunia kami yang katanya terlalu sulit dipahami.


Perasaan tulusku mencintainya adalah segalanya. Aku menghargainya sebagai seseorang seperti aku menghargai diriku sendiri.


Dia perempuanku walaupun aku sendiri masih meyakini bahwa aku sama seperti dia. Aku juga perempuan. Aku pernah punya rambut panjang, pakai bedak, pakai rok, pakai lipstik, bahkan sampai sekarang aku masih memakai bra. Walaupun sekarang aku lebih suka dengan rambut setengah botakku, kaca mata, rokok, celana jeans, kaos oblong, dan sepatu sneakers. Tapi, aku pernah jadi perempuan sejati. Dan seumur hidupku aku tetap akan menjadi perempuan. Aku perempuan yang sangat mencintai perempuan.


Jumat, 21 November 2008

Tentang Nanda

Aku tak pernah mengenal siapa ibu dan ayahku. Aku seorang anak perempuan bernama Nanda dan berusia 5 tahun. Aku hanya bisa merasakan bahwa aku mendapatkan kasih sayang di sini, walaupun aku harus berbagi dengan yang lain. Aku tak punya apa-apa dan tak punya siapa-siapa. Aku mendengar banyak suara di sini, suara yang kata-katanya seringkali terlalu sulit dipahami. Aku disentuh banyak orang di sini, entah siapa dia. Aku hanya bisa menangis.

Tempat ini adalah tempat bagi anak-anak sepertiku yang tidak pernah mengenal siapa ayah maupun ibu kandungnya dan anak-anak yang tidak pernah akan memiliki ayah ataupun ibu angkat sekalipun. Di sini kami dibuang. Orang banyak berdatangan hanya untuk memberikan rasa kasiannya kepada kami, tapi mereka sama sekali tak pernah berniat membawaku pulang. Aku sepi dalam kesunyianku ini. Tak ada bentuk yang mampu kutatap, aku hanya sanggup melihat hitam dalam gelap. Aku tak pernah bisa melihat siapa yang merawatku, siapa yang memandikanku, siapa yang memberiku makan, siapa yang mengajakku jalan-jalan, dan siapa saja yang membelaiku. Aku hanya mampu mendengar suaranya.


Aku hanya sanggup menangis ketika aku merasakan lapar, sakit, dan sepi. Tak ada satupun orang yang tahu maksud tangisanku, mereka semua hanya menerkanya. 

Aku selalu kesulitan menelan semua makanan maupun minuman yang masuk ke dalam mulutku. Aku harus digendong, dipaksa, dan makanan harus dicekoki agar masuk ke dalam tubuhku. Rasanya sakit ketika itu, saat makanan itu harus masuk ke dalam tubuhku, tapi aku tahu bahwa untuk tetap hidup aku harus makan.

Aku tak sanggup berjalan, tak akan sanggup, dan tak akan pernah bisa. Aku lumpuh karena aku terkena cerebral palsy. Ada orang yang memberiku fisioterapi, tapi aku sendiri tidak yakin kalau itu cukup membantuku.

Aku pasrah dalam kesepianku, dalam kesendirianku, dan dalam kegelapanku. Orang tuaku tidak menginginkan aku, tapi Tuhan tetap menginginkan aku merasakan kejamnya dunia ini. Aku anak yang dibuang, aku gagal diaborsi oleh ibuku, karena itu ia membuangku ketika tahu aku bukanlah bayi yang lucu. 

Ada seorang perempuan yang seringkali datang memberikanku pakaian, makanan, dan belaian. Aku mampu mendengar suaranya, aku mampu rasakan ketulusannya, ada hangat dalam sentuhan tangannya. Ada rindu mendalam agar ia mendekapku dan memanggilku sayang. Mungkinkah dia ibuku?

*diangkat dari kisah seorang anak di Yayasan Sayap Ibu Yogyakarta, Panti Asuhan dan SLB-G Daya Ananda"

Senin, 17 November 2008

... dua tahun lagi ...

mungkinkah asa itu terjadi
ketika harap diharap terwujud
saat angan menjadi ingin
waktu ada seorang yang bersedia
bilakah katanya bukan sekedar gurau
maka bahagia itu akan datang

apakah istanamerahjambu itu menjadi nyata
bersama ksatria disana
lalu menjadi putri yang selalu bersama ksatria
tidak lagi sekedar impian

dua tahun lagi,
akankah semua menjadi indah
seperti langkah yang seharusnya ditempuh
mengubah awan hitam menjadi hujan

Kamis, 13 November 2008

MyGirlFriend


Buku selanjutnya yang akan dibaca dan akan dibeli...

Ulas RectoVerso 1




Pas dikasih tau sama seorang temen kalo ada buku baru Dewi Lestari. Malam harinya aku langsung merasa bahwa aku harus membeli buku itu dengan segera. Alhasil, aku langsung nanya sama temenku itu berapa harga bukunya. Keesokannya, pulang dari kampus ngurusin tanda tangan laporan PKP RSJ dan dapet duit 60ribu pengganti biaya bimbingan di RSJ, aku segera meluncur ke Togamas. Akhirnya, duit 60ribu itu langsung ludes, digantikan bentuk buku barunya Dewi Lestari yang berwarna hijau.

Sesampainya di kost, nggak buang-buang waktu lagi. Aku langsung baca bukunya dan noraknya lagi, stiker gratis yang dikasih langsung aku tempel di pintu kamar, bodohnya... nempelinnya ternyata miring. 

Udah dipotong makan malem, ngrumpi ma Owneng, nonton tv, di telepon bokap, eh... jam 11 malem akhirnya tuh buku selesai aku baca. Yah, cuman dalam waktu beberapa jam tuh buku udah selese aku baca. Sempet sebel, karena ternyata kok sehari langsung selesai dibaca.
Tapi, keren banget bukunya. Aku suka banget, bahasanya sederhana, nggak ada kata-kata kiasan aneh yang cuman dimengerti sama sastrawan2... Tapi, kadang maksud dibalik kata-katanya itu unik dan agak susah dipahami. Cuman aku suka banget. Ada satu cerita yang mirip banget sama kejadian hidupku. Dan banyak cerita yang bikin aku mau nangis.

Pokoknya, BRAVO Dee...
Sekarang, setelah buka-buka rectoverso dan denger-denger potongan 11 lagunya jadi pengen beli albumnya juga. Hiks, bangkrut banget nih kayaknya...

Rabu, 12 November 2008

Ulas RectoVerso 2 : Aku Ada

Melukiskanmu saat senja
Memaggil namamu ke ujung dunia
Tiada yang lebih pilu
Tiada yang menjawabku
Selain hatiku
Dan ombak berderu

Di pantai ini kau selalu sendiri
Tak ada jejakku di sisimu
Namun saat kutiba
Suaraku memanggilmu
Akulahlautan
Kemana kau s'lalu pulang

Jingga di bahuku
Malam di depanku
Dan bulan siaga sinari langkahku
Ku terus berjalan 
Ku terus melangkah
Kuingin kutahu
Engkau ada


Memandangimu saat senja
Berjalan di batas dua dunia
Tiada yang lebih indah
Tiada yang lebih rindu
Selain hatiku
Andai engkau tahu

Di pantai itu kau tampak sendiri
Tak ada jejakku di sisimu
Namun saat kau rasa
Pasir yang kau pijak pergi
Akulah lautan
Memeluk pantaimu erat

Jingga di bahumu
Malam di depanmu
Dan bulan siaga sinari langkahmu
Teruslah berjalan
Teruslah melangkah
Kutahu kau tahu
Aku ada


Puisinya keren banget...
Jadi inget sama seseorang disana. Mungkin puisi ini satu-satunya kado yang cocok untuk dia. Karena walaupun aku  nyoba untuk bikin dia selalu ada di hati, aku udah lebih dulu ada di hati dia. Puisi ini seperti nunjukin kalo ada seseorang yang rela ngasih kita kebahagiaan sama orang lain, tapi dia bakal selalu ada di sisi kita justru kalo kita lagi sedih.
Satu pesan yang pas banget disampein untuk dia: Kali ini kau tidak mengucapkannya seperti perpisahan, melainkan sebuah kesadaran. Rahasia kecil kita berdua: aku tahu engkau tahu aku ada

Selasa, 11 November 2008

PKP RSJ Prof. Dr. Soeroyo Magelang


Semua akan menjadi kenangan,
segala indah... tentang tangis, tawa, amarah, benci, dan iri
kebersamaan yang tak akan pernah terganti


.... terima kasih teman-teman ....

Tersadar Benar

Dia :

Dia sedang apa disana?

Mungkinkah dia sedang tersenyum,

Bilakah dia memeluk bahagia,

Apakah dirinya menemui keindahan?

 

Ketika dia sedang terdiam dan tak pikirkan apa-apa

Akankah ia mengingat lagi masa lalu?

Mengenang lagi malam yang pernah dilalui bersama

Mengingat tawa yang pernah ia berikan untukku

Merenungi lagi tangis yang pernah ia lihat di mataku

 

Tersadarkah dia bahwa aku dan dia tak boleh lagi bersama?

 

 

Aku:

Aku disini

Sedang tidak tersenyum

Tidak juga sedang memeluk bahagiaku

Walau keindahan telah kutemukan dalam bentuk lain

 

Jika aku sedang terdiam dan tak pikirkan apa-apa

Aku selalu mengingat masa lalu itu

Mengenang lagi gelap malam yang sesaat pernah kulalui bersamanya

Menangisi lagi senyum yang pernah ia berikan saat melihatku tertawa

Menangis lagi ketika mengingat ia pernah melihatku menangis

 

Tersadar benar-benar bahwa dia tak boleh lagi bersamanya

Minggu, 09 November 2008

BulBo yang MenYebaLKan

Tiba2 aja rasanya mo muntah pas lagi buka2 fs dan ada BulBo dari "orang yang menyebalkan itu". Gila banget tuh orang, sok romantis nggak penting, entah dapet kata2 orang belahan dunia mana sampe dia kopi trus dia jadiin Bulbo. Baca judulnya aja udah nggak ngenakin banget ....BUKTI SESEORANG MENCINTAIMU... 
Ada 14 poin disana yang harusnya dijadiin 16 poin (yah, no wonder lah, dia menunjukkan dengan lugas kebodohannya itu). Paragraf paling akhir yang mau gue bahas disini, walaupun sebenernya 15 poin lainnya bikin gue mual juga.
Seseorang yang mencintaimu, akan rela melepaskanmu pergi bila bersamanya kamu tidak bahagia dan ia akan ikut bahagia walau kamu yang dicintainya bahagia bersama orang lain.

Jangan sampe dia mikir kalo gue rela ngelepasin dia pergi karena gue cinta sama dia dan membiarkan dia bahagia sama orang lain?!! Nggak lah. Gue rela ngelepasin dia pergi karena gue tahu kalo karma suatu saat datang buat dia. Dan disitu gue baru bakal bener-bener rela dia menangis bareng sama orang yang dia cintain.
Untuk "orang yang menyebalkan itu" bila aja tau... Gue udah mulai ketawa terbahak-bahak sekarang....


Sabtu, 08 November 2008

... sick ...

Panadol + CTM + Vicks Formula 44

Gabungan obat batuk dan demam ala aku sendiri sekarang udah mulai bikin aku ngerasa melayang dan mulai demam semakin panas. Entah, apakah bakal sembuh apa nggak.
Yang aku rasain cuman capek. Badan ngilu-ngilu. Tapi, susah banget untuk bisa tidur dan pergi ke alam mimpi yang pasti lebih indah dari kenyataan.
Perut aja rasanya udah kram banget gara-gara nggak berenti-berenti batuk. Ini semua hasil jerih payah jadi cucu yang baik nungguin Eyang tersayang sampe 2 hari 2 malem gak tidur, hujan-hujanan, dan makan nggak teratur. 
Tinggal tunggu hari Rabu, sembuh atau nggak, aku bakal balik ke rumah, sebentar, cuman sampe minggu. Me-recharge semua perasaan. Ketemu malaikat-malaikat kecilku. Karena aku tak mau lagi berharap apa-apa. Biar dua tahun lagi itu datang dengan sendirinya menentukan nasib tanpa perlu ada harap.

Sabtu, 01 November 2008

tentang dia yang itu aku

Malam ini di antara ranjang-ranjang yang berjejer dan dibalik pintu terali yang selalu mengurung hari-hari malam di sini, bersama teman-teman yang nasibnya sama sekali tak beruntung. Aku merenungi istri dan anakku, merenungi hidup yang sudah sejak sepuluh tahun lalu tidaklah menyenangkan. Jatuh-bangun duniaku seakan tak pernah berarti dengan keadaan yang tak pernah membaik. Tak pernah ada lagi indah yang menyambangi hari-hari penuh harap. Kepasrahan rasanya mulai menggelayuti dalam relung hati, merelakan saja semua yang sudah digariskan, walaupun pandangan mataku seringkali kabur dan kepalaku rasanya sakit seperti tertusuk-tusuk.

Kini ia sudah berusia 7 tahun dan bersama ibunya yang sudah memilih lelaki lain tanpa ada ijin dariku. Aku memang yang bersalah karena tidak bisa menjadi kepala keluarga yang baik dan menjadi seorang gila. Tapi, aku tak pernah memilih jalan hidup ini. Aku menjadi diri yang tak pernah sanggup menjadikan hidup menjadi lebih berarti dan bermakna untuk kujadikan mimpi. Hidup menjadi terlalu suram nanti, saat aku melihat ke depan sana.

Amarah yang selalu menyesakkan sudah tak lagi meledak. Hidupku dikendalikan obat. Aku bergantung pada obat dan obat menjadi satu-satunya teman terbaikku. Hanya ia satu-satunya sahabat terbaik yang selalu menerimaku

Kemarin, aku menelepon ke rumah dengan uang hasil pekerjaanku sebagai orang suruhan para mantri dan perawat di bangsal. Tapi, ibu tak mau bicara padaku, ia menutup gagang telepon, membantingnya, saat ia tahu aku yang menelepon. Ibu marah. Tidak, ibu kecewa punya anak laki-laki sepertiku. Aku 36 tahun dan aku tak punya apa-apa. Sebenarnya, aku hanya ingin ibu melepasku bila memang ia tidak menerimaku lagi di rumah. Lalu, aku menjadi pasrah untuk keluar dan menjalani hidupku sendirian, memulainya lagi dari nol. Tanpa anak, istri, dan ibu. Aku menjadi aku yang berbekal banyak dari pengalaman setiap orang baik yang kusapa. Mencintai diriku sendiri. Banyak orang lain yang berpesan begitu padaku. Karena aku pantas mencintai diriku yang ternyata bisa menjadi pemimpin diantara teman-teman.

Janjiku, aku tak akan pernah lagi marah, tak kan lagi mencoba mati, tak mau lagi terjebak dalam duniaku sendiri. Aku mau menjadi aku sebagai manusia biasa, walau aku berbeda, walau aku harus menelan obat setiap hari, pagi dan sore. Aku terlalu lelah, aku akan tidur dalam mimpiku yang sesaat, kemudian menjalani lagi hidup yang begitu keras.

 

_untuk Rix_

Rabu, 29 Oktober 2008

ten random facts/habits about me

Sebenernya isi tulisan kali ini adalah untuk memenuhi tugas Pekerjaan Rumah yang dikasih Bintang. Padahal dari dulu, tiap buka2 blog orang aku berharap nggak dapet tugas ini, bukan karena gak bisa menunjukkan 10 fakta tentang kehebatan diriku, tapi justru karena setelah dipikir2 gak banyak temenku yang punya blog dan bisa aku kasih tugas ini... Kenapa musti dipikirin??? Karena ada rules dalam tugas ini, yaitu:
Each blogger must post these rules.

Each blogger starts with ten random facts/habits about themselves.

Bloggers that are tagged need to write on their own blog about their
ten things and post these rules. At the end of your blog, you need to
choose ten people to get tagged and list their names.

Dont forget to leave them a comment telling them they have been tagged and to read your blog.


Aku udah menjalani aturan yang pertama. Lalu aku akan memulai aturan yang kedua...

... Ten Random Fact/Habits About Me ...

1. "Semok"

Ini sebenernya panggilan yang dikasih sama beberapa orang pasien di RSJ. Entah maksud mereka pujian atau hinaan, tapi aku menganggap kata itu sebagai kejujuran yang diungkapkan mereka dari dalam hati. Ya iyalah, secara memang aku cewek luthu yang ndut, sexy, nan cute... hoho 

Coba aja deh tanya ke orang-orang tentang gambaran fisikku, pasti banyak orang yang menceritakanku sebagai orang dengan lemak berlebih. Tapi, kan ada manfaatnya, lumayan kan kalo musti disuruh ngangkut Aqua galon. Hehe...

2. "Mesum"

Lagi-lagi aku nggak tau ini musti dibilang sebagai pujian atau hinaan. Tapi, aku sih nganggep kata ini sebagai pujian karena toh julukanku di kampus adalah Master of Mesum (MM). Semua hal bisa aku hubungkan ke arah hal-hal yang tidak senonoh. Aku hobi ngelus-ngelus orang dengan jari telunjukku, aku hobi menggigit orang, aku hobi membicarakan hal-hal yang seringkali dianggap tabu, dan aku suka sekali menunjukkan aksi yang tidak-tidak entah pada laki-laki maupun perempuan. Tetapi, sayangnya aku tetap masih suka laki-laki walaupun mungkin ada perempuan di luar sana yang menyukaiku... Hehe, tapi aku bukan wanita mura**n yang suka me**n sembarangan loh.

3. "Obsessive-Compulsive Disorder" a.k.a sikap obsesif yang berlebihan

Sebenernya dari dulu aku menganggap ciri khusus yang merupakan gangguan ini sebagai bentuk lain, yaitu "perfeksionis". Tetapi, aku menyadarinya ketika mengetik sebuah tugas, aku bisa memeriksa ulang pekerjaanku berkali-kali hingga mengarah kepada kesempurnaan yang sesempurna mungkin, ketika mau pergi tidur aku akan bolak-balik cuci kaki di kamar mandi hanya untuk memastikan bahwa kakiku sudah bersih, dan aku beberapa kali selalu mengingat-ingat hal-hal yang harus aku lakukan.

4. "Puitis, melankolis, romantis"

Sebenernya kata-kata ini menggambarkan hobiku yang suka menulis dengan penuh dramatisasi yang kadang-kadang berlebihan. Beberapa tulisanku bahkan aku dokumentasikan dengan baik dan benar. Selain itu, alasanku punya blog yah untuk menyalurkannya. Kalo soal melankolis atau nggak, aku ngerasa sih nggak, aku bukan orang yang cengeng dan suka sama segala hal yang sendu, tapi mungkin lebih ke mendramatisir sesuatu aja kali ya... Romantis, ho-oh aku romantis loh! Makanya, jadikan aku pacarmu (wahai laki-laki) *jual diri mode on*

5. Humoris

Mungkin kalo yang satu ini udah bawaan lahir kali ya, pola asuh juga mempengaruhi. Ya iyalah, aku lahir dan besar di keluarga yang hobi banget nge-banyol, nggak ortu aja, kakakku juga seneng banget berlagak jadi pelawak (mungkin bakat terselubung). Temen-temenku bahkan ngasih saran supaya kelucuanku dijadiin modal dasarku di saat aku ngomong di depan umum, ceramah, atau jadi pembawa acara. Katanya, becandaanku nan jayus bisa membuat orang yang mendengarkan menjadi tertawa jijik melihatku. Oh iya, bahkan para pasien RSJ pun mengakui kegilaanku yang suka melucu ini. Berarti, dunia mengakuinya bukan? Hoho...

6. Anak Rumahan

Nggak suka ngeluyur kemana-mana (walaupun sebenernya kalo lagi pengen pergi, bisa aja berangkat pagi dan pulang malem, atau bahkan nggak pulang). Rada autistik, karena suka banget sendirian dan ngabisin waktu di rumah/di kamar kost aja tanpa ada orang lain yang menemani. Nggak ngapa-ngapain juga sih sebenernya, tapi mungkin karena terlalu narsis, jadi sangat-sangat mencintai diri sendiri dan jarang banget sama orang lain. Entah mengapa, waktu sering merasa berjalan cepat walaupun aku sendirian.

7. Hobi ngemil

Harusnya ini ditaro di atas, abis "semok", kan saling berkaitan tuh, merupakan hubungan sebab-akibat. Aku tuh seneng banget sama makanan kecil. Mending milih gak makan nasi daripada nggak ngemil. Jadilah ransumku di kamar tuh lumayan banyak, walaupun nggak banyak macemnya, tapi pasti ada walaupun cuman satu jenis. Semua cemilan aku menyukainya, baik yang manis maupun yang asin. Jadi, buat yang mo ngemil, dateng aja ke kamarku.. haha

8. Loyal

Aku nggak peduli banget sama yang namanya uang. Walaupun aku bukan orang kaya, tapi aku nggak pelit loh. Nggak pernah itung2an sama temen atau orang lain yang aku anggap baik. Aku bisa ngasih apa aja buat mereka yang udah baik sama aku. Urusan fotokopian, makanan, ongkos, dsb. jarang banget aku itung2... apalagi kalo udah sama temen sendiri. Bukan hanya karena nggak enak, tapi nggak mo ambil pusing. Ribet banget kalo musti nginget2 utang orang sama kita, jadi mending ikhlasin aja. Heh, tapi jangan sering2 juga yah... bisa bangkrut aku.

9. Pendiam dan pemalu

Ini menggambarkan diriku mulai sejak kecil. Tapi, entah kenapa, buat orang yang udah agak lama sedikt kenal sama aku, pendiam dan pemalu bisa berubah jadi berisik dan malu-maluin. Yah, kan udah keliatan aslinya kalo udah deket. Btw, aku juga udah nggak se-pendiam dan se-pemalu dulu kok. Jadi, buat teman-teman lama yang dulu menilaiku sebagai orang yang pendiam dan pemalu, sekarang kalian salah besar!!! Mungkin sikap pendiam dan pemaluku yang bikin aku keliatan baik di mata semua orang. Padahal.. who knows???

10. Keibuan

Kalo Mas Yo (kakakku) pasti bilangnya bukan keibuan, tapi ibu-ibu. Karena aku bisa jadi orang yang paling ribet sedunia sama beberapa hal dan dengan seenak udelku nyuruh2 orang lain (gak peduli tua atau muda) untuk ngelakuin hal-hal yang aku suruh, biasanya berkaitan sama urusan beres-beres atau bersih-bersih. Kata banyak cowok-cowok juga, mereka banyak yang suka aku karena aku bisa bersikap dewasa, melindungi, sabar, gak cemburuan, bisa ngemong, dan perhatiaaannn banget yang kata mereka semua sih bisa digambarin sebagai sifat keibuan. Udah gitu, aku tuh suka masak apa aja, mulai dari cemilan, kue kering, kue basah, sampe roti atau cake. Nah, keibuan banget kan??? Apa malahan bener kata Mas Yo : ibu2 banget??? haha


Sepuluh ciri khas tentang diriku nan sederhana ini sudah aku tuliskan dengan baik dan benar. Yah, walaupun sebenernya bisa nyebutin lebih dari 10, aku terpaksa memilah-milah mana yang paling dominan, paling bagus, dan intinya yang paling mencirikan diriku. Dan sekarang, aku akan melakukan aturan yang selanjutnya, yaitu memberikan tugas ini ke sepuluh orang temanku yang ternyata setelah aku cari-cari, sangatlah sedikit temen-temen yang punya blog (jadi, nyari sepuluh aja ribet banget). Lalu, mereka yang terpilih adalah Owneng, Putri, Widya, Dita, Rita, Teo, Mindi, Sandhya, Bibit, dan Matius.


Akhirnya, selesai juga tugasku ini setelah 3 hari berusaha menyelesaikannya ditengah-tengah persiapan ujian PKP RSJ....