indah antara kita berakhir sudah
terlalu cepat begitu saja saat kau berpaling dariku
kau tinggalkan, kau hancurkan, hatiku merasa
bukan hari ini harusnya kau kembali
terlalu lama engkau menyadari
karena hari ini tak akan ada lagi
tersisa penyesalan dalam hatiku, selamanya...
(Cokelat-Bukan Hari Ini)
Happy Birthday
wish u all d best
Sebuah kalimat ucapan yang entah apakah masih pantas untuk aku ucapkan untuk manusia seperti dia. Di saat ini, ketika hari yang seharusnya membahagiakan menyambanginya dan memaksanya untuk bisa memulai hari dengan lebih baik lagi di bertambahnya usia. Aku masih berdoa agar ia memperoleh segala kebaikan dalam kehidupannya esok, tanpa ada aku bahkan tak ada lagi bayanganku. Semua sudah berlalu, mungkin pergi bersama angin, menghilangkan jejak atas perasaan yang harusnya ada dalam hatiku, menjadikannya semu yang tak bermakna, membuat semua yang pernah berlalu menjadi hampa. Terlalu cepat dirinya datang dan terlalu cepat dia melarikan diri dari semua rasa yang ia ciptakan sendiri. Mungkin ia menyadari akan kata yang ia ucapkan, menyesali semua hal yang telah terjadi, atau merindukan segala indahyang ada tiap detik kebersamaan. Aku tak mampu berspekulasi, aku terlalu lelah merasakan absurditas ini. Penat. Sudah terlampau berat bagiku mengumpulkan kepingan-kepingan luka ini, hingga aku kesulitan untuk mengingatnya. Sesungguhnya, sebuah persembahan untuknya sudah ada di sini, terlanjur kupersiapkan semua menyambut datangnya hari ini. Tetapi, aku tak mau lagi menyentuhnya dan merasakan lagi sayatan itu. Biar saja ia menjejaki hari ini tanpaku, merenungi segala hal yang telah dilakukannya seumur hidup agar ia bisa lebih menghargai hidup dan supaya bisa lebih menghargai mati. Mati akan rasa yang ia miliki.
Selamat berbahagia dalam rasamu, dalam asamu, merasakan luka itu. Lalu, biarkan aku tertawa sambil menangis di sini.
wish u all d best
Sebuah kalimat ucapan yang entah apakah masih pantas untuk aku ucapkan untuk manusia seperti dia. Di saat ini, ketika hari yang seharusnya membahagiakan menyambanginya dan memaksanya untuk bisa memulai hari dengan lebih baik lagi di bertambahnya usia. Aku masih berdoa agar ia memperoleh segala kebaikan dalam kehidupannya esok, tanpa ada aku bahkan tak ada lagi bayanganku. Semua sudah berlalu, mungkin pergi bersama angin, menghilangkan jejak atas perasaan yang harusnya ada dalam hatiku, menjadikannya semu yang tak bermakna, membuat semua yang pernah berlalu menjadi hampa. Terlalu cepat dirinya datang dan terlalu cepat dia melarikan diri dari semua rasa yang ia ciptakan sendiri. Mungkin ia menyadari akan kata yang ia ucapkan, menyesali semua hal yang telah terjadi, atau merindukan segala indahyang ada tiap detik kebersamaan. Aku tak mampu berspekulasi, aku terlalu lelah merasakan absurditas ini. Penat. Sudah terlampau berat bagiku mengumpulkan kepingan-kepingan luka ini, hingga aku kesulitan untuk mengingatnya. Sesungguhnya, sebuah persembahan untuknya sudah ada di sini, terlanjur kupersiapkan semua menyambut datangnya hari ini. Tetapi, aku tak mau lagi menyentuhnya dan merasakan lagi sayatan itu. Biar saja ia menjejaki hari ini tanpaku, merenungi segala hal yang telah dilakukannya seumur hidup agar ia bisa lebih menghargai hidup dan supaya bisa lebih menghargai mati. Mati akan rasa yang ia miliki.
Selamat berbahagia dalam rasamu, dalam asamu, merasakan luka itu. Lalu, biarkan aku tertawa sambil menangis di sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar