Senin, 01 September 2008

sudah

Diantara gegap gempitanya rasa di setiap diri menanti kejadian setahun sekali dalam sebulan untuk menunggu bisa menjadi manusia yang kembali suci, aku merasakan seketika hatiku menghitam dan jantungku tak lagi berdetak. Sulit ketika aku mencoba untuk bertahan dari semua kehancuran yang berkeping-keping, karena semua sudah terlanjur terjadi. Sesaat, tapi semua begitu terasa menyesakkan.
Semua memang tidak bisa dipaksakan karena aku bukan siapa-siapa yang patut untuk berteriak memohon di atas kakinya. Aku hanya seseorang yang sangat kecewa dengan semua yang terjadi, atas semua pilihan yang aku buat sendiri. Atas segala sikap yang sejak kecil telah terbentuk atas namanya.
Aku akan kembali masuk saja. Menutup pintu itu dan menguncinya rapat-rapat, meletakkan kunci itu di tempat yang sama sekali tidak ku tahu. Tak lagi membuka jendelanya, atau mengintip lagi ke luar menanti ada yang datang. Aku akan membuat rumah itu ada, tanpa cat berwarna yang mencolok, tanpa orang tahu ada kehidupan di sana. Aku hanya akan membiarkannya teronggok di sana. Mungkin dengan cibiran orang yang beralu-lalang.

3 komentar:

Anonim mengatakan...

wah kata2nya..menyayat hati..

Anonim mengatakan...

move on...move on...
ayoo bangkit..
kamu pasti bisa :)

smangat yaaaww...

IsTaNa mEraH jaMbu mengatakan...

marvelouze :
semoga "dia" juga merasa tersayat...

mz.anggie :
aku akan berlari ke depan... mencoba menghempaskan semua rasa... tengkyu y, bu...