Minggu, 04 Mei 2008

Sejak aku tahu bahwa kamu tak pernah menyadari dengan sungguh-sungguh perasaan yang ada dalam relung hatiku, aku beranjak pergi mencoba meninggalkan semua kepingan hatiku yang benar-benar sudah hancur dan berharap temukan lagi rasa di dunia baruku, di sini.

Aku sudah mengusahakan itu semua. Bahkan, harapanku tak pernah terputus hingga kini, aku membiarkan diriku sendirian mencari apa yang memang bisa kusentuh, mendapati semua yang ada di harapku, tanpa ada kamu, dan bukan kamu.

Entah kenapa, hingga kini yang terasa cuma sakitku, hanya keheningan diantara semua wajah bahagiaku, dan luka yang membuat hatiku perlahan-lahan hancur lagi, karena lelah mencari apa yang ingin kusentuh. Aku tak perlu kamu tahu, aku juga tak perlu lagi inginkanmu, bahkan aku tak perlu lagi kamu mengisi hariku. Namun, aku menyadari bahwa jauh dalam sisi kecil hatiku, masih ada dirimu menjadi satu-satunya orang yang paling bisa kuharapkan, walaupun semua itu hanya bisa melukaiku dan membuatku kembali jatuh dalam kesedihan tak berbatas.

Segala usaha yang kulakukan untuk melupakanmu, entah kenapa selalu berakhir dengan mendambamu, hingga akhirnya aku harus mencarimu lagi, dan mengingat semua kebaikan yang pernah kamu berikan, padahal semua itu membuatku tersungkur, terguncang, dan menangis tanpa air mata, karena aku sangat merasakan perih.

Bila saja kamu ada, aku ingin memelukmu. Bila saja kamu paham, aku ingin menyatu dalam hatimu. Dan bila saja kamu mau, aku ingin selalu membuatmu tertawa, walaupun aku akan terlihat sangat bodoh dan memalukan.

Aku mencintaimu. Walaupun aku tahu kamu tidak pernah rasakan itu. Aku selalu berkelit bahwa kamu sedang mencoba menyadarinya, memahami dan mencari tahu cinta yang kamu rasakan atas diriku. Tapi, aku sebenarnya sadar bahwa cinta itu bukan untukku, kamu menganggapku hanya sebagai pelita kecil dalam hatimu, yang mampu membuatmu dibutuhkan, dan mampu membuatmu menyadari bahwa aku adalah sahabat terbaikmu. Aku hanya bisa menerima itu, tanpa bisa berlari, tanpa sanggup menangis, tanpa dapat teriak, bahkan tanpa ingin berkata-kata. Aku hanya bisa menikmati kesakitanku dan deritaku diantara rasa yang kau ciptakan, namun itu bukan bernama cinta.

Aku sudah lelah mencari. Aku sudah tidak sanggup lagi mencoba. Aku pun tak sanggup lagi berpikir manusia seperti apa yang kuingin, sosok seperti apa yang bisa kumiliki, dan jiwa seperti apa yang baik bagiku. Karena aku sadar, bahwa aku telah temukan semua pada dirimu, tapi kamu tak pernah merasakan itu pada diriku.

Rasanya sakit, namun aku hanya bisa merasakan sakit itu sendiri. Aku tak bisa berbagi. Bahkan entah kenapa, aku bisa begitu sangat bahagia di antara manusia lain yang ada dalam hidupku. Aku mampu begitu kuat dan tegar menghadapi semua masalah yang pada akhirnya hanya bisa kurasakan sendiri, tanpa ada tempat berbagi, tanpa ada ruang untukku merenung. Aku lelah.

Andai saja kamu pahami bahwa satu-satunya manusia yang terbaik bagiku saat ini adalah kamu, andai saja kamu ingin mengerti bahwa dirimu yang paling menghargaiku sebagai manusia diantara laki-laki lain.... Aku ingin memelukmu dengan segenap kemampuanku, dan mengatakan bahwa aku tak inginkan kamu pergi.

Tapi, aku tak akan pernah bisa lakukan itu semua. Aku cuma bisa impikan itu. Aku hanya bisa membiarkan diriku sendirian di sini, karena aku memang kesulitan mencari cinta.

Jujur saja, aku tak mengerti kenapa orang lain begitu mudahnya menemukan cintanya, sedangkan aku tidak. Bahkan, menginginkanmu hanya sekedar khayalku...

Bila saja aku bisa, aku ingin mati saja. Itu sebenarnya yang selalu aku rasakan. Tapi, aku tak mampu... Aku punya banyak orang yang berharap padaku, aku punya banyak mata yang menanggap aku mampu hadapi semua hal, seberat apapun itu. Aku terlanjur diangap sebagai manusia dewasa, walaupun aku merasakan kerapuhanku.

Aku bukannya lelah menjalani hariku, aku bukannya lelah menuju mimpiku. Aku selalu harapkan ada bahagia dalam hidupku suatu saat nanti. Tapi, aku tidak yakin pada diriku sendiri, bahwa aku bisa bahagia sendirian.

Buatku, kamu imam terbaikku, pemimpinku yang paling bijaksana, teman yang paling mampu membuatku tenang, kakak yang peduli padaku, musuh yang tak pernah berhenti menguatkanku, dan pujaan hati yang selalu membuatku merasa disayangi.

Aku benar-benar tidak tahu bagaimana cara untuk melupakanmu. Karena harapku untuk memiliki masih selalu ada. Entah sampai kapan...

Tidak ada komentar: