Awalnya... Hari yang terpampang jelas di depan mata merupakan gambaran semu akan keindahan masa depan atas diriku dan semua hanya tentang diriku, tanpa ada sedikitpun kepastian tentang bahagia sisi hati yang selama ini selalu terabaikan, tak ada gambaran siapa yang ada di sisi, bagaimana rumah merah jambuku, atau bagaimana peri-peri kecilku hadir di sisi. Semua yang ada hanyalah kerja keras yang hasilnya pun tidak seindah yang lain. Aku menjadi ragu atas kemampuanku.
Aku mencoba berjalan sendiri, menjadikan hari-hariku indah bersama orang-orang yang bersedia menjadi yang terbaik untukku. Aku kesepian, tapi aku tak sendirian, walaupun perasaan sendiri itu selalu menyelimuti setiap detik waktuku.
Lalu, ketika ada kamu datang sesaat memberiku madu yang begitu manis dan menjadi candu. Kamu membentuk aku mulai lagi merasakan rasa, entah itu apa, rasanya bukan cinta. Kamu menjadikanku membutuhkan sesuatu yang mampu menjadikan hariku sedikit berbeda. Kamu tidak melengkapiku, kamu tidak membuatku berlari menggapai impianku, bahkan kamu tidak membuatku berarti untukmu. Kamu menjadi dirimu sendiri yang hadir dalam kehidupanku, memberikan sudut dunia lain yang rasanya hanya mampu kita rasakan berdua, membentuk titik kita sendiri dan tidak mendatangkan hari-hari kita masing-masing ke sana. Kamu membentuk itu dan aku tak mampu mengelaknya, walaupun aku sering berperan besar membentuk titik kita itu.
Hingga kata-kata ini tertulis, terlalu sulit bagiku memahami kamu dengan tulus dan mudah. Kamu menjadikanku banyak belajar tentang dirimu sendiri, bukan tentangku. Kamu membuatku menjadi lebih sadar tentang kamu. Kamu menjadi dirimu yang terlalu sulit kusentuh ketika dirimu terluka, kamu terlalu rapuh, hingga aku terlalu ragu untuk menyentuhmu. Aku hanya tak ingin kamu pecah.
Sabtu, 23 Agustus 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
waduh..menyayat hati banget sih..
tp no komen deh..
moga aja bisa mendewasakan kita aja dengan adanya semua ini..
be patient..
Posting Komentar